Pemerintah Sayangkan Muhammadiyah Umumkan Isbat  

Ormas Islam saat mengikuti sidang Isbath penentuan Hari Raya Idul Adha 1431 H di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (8/11). TEMPO/Subekti
Ormas Islam saat mengikuti sidang Isbath penentuan Hari Raya Idul Adha 1431 H di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (8/11). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar menyayangkan Muhammadiyah yang mengumumkan hasil hisab lebih dulu. Akibatnya masyarakat mengalami kebingungan. "Di sarankan ditunda pengumumannya agar tak menyakiti umat, demi solidaritas," kata dia di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Sabtu 14 Juli 2012.

Pengurus Muhammadiyah yang menyatakan tak hadir dalam sidang isbat, katanya, tak hanya sekedar pembangkangan. Tapi karena keyakinan keagamaan Muhammadiyah. Sehingga pemerintah pun tak bisa memaksa keyakinan Muhammadiyah itu.

Pemerintah memutuskan menentukan awal bulan puasa melalui sidang isbat demi mengeliminir perbedaan. Di sejumlah negara lain, katanya, keputusan bulan puasa dan lebaran ditentukan bersama pemerintah. Meski bertetangga antara Mesir dan Arab Saudi beberapa kali terjadi perbedaan menentukan lebaran dan awal puasa.

Menurutnya, hasil hisab posisi bulan atau hilal berada di bawah dua derajat sehingga mustakhil bulan bisa dilihat atau rukyah. Jika bulan di bawah dua derajat, katanya, ahli falak memastikan bulan tak bisa dilihat.  "Jika ada yang memastikan melihat bulan pasti dianulir," dia menjelaskan.

Sejumlah Negara di Singapura, Brunei Darussalam dan Malaysia mengesampingkan jika terlihat bulan. Sehingga dipastikan akan terjadi perbedaan awal bulan puasa antara Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan organisasi agama yang lain.

EKO WIDIANTO

Berita Terkait
Serial Para Pencari Tuhan Tayang di Malaysia 

Di Jember, Tempat Hiburan Harus Tutup Selama Puasa 

Bulan Ramadan, Zaskia Mecca Semakin Sibuk

Ongkos Naik Haji Diumumkan Pekan Ini 

Menjelang Ramadan, Harga Daging Sapi Terus Naik