Sehar Khan, Si Pembangun Sahur

AP Photo/Mukhtar Khan
AP Photo/Mukhtar Khan
TEMPO Interaktif, Sebagai wilayah yang penduduknya mayoritas muslim, Kashmir memiliki tradisi unik dalam menjalankan puasa Ramadan. Salah satu tradisi yang tak pernah hilang selama berabad-abad lamanya, yakni tradisi membangunkan sahur oleh seseorang yang disebut Sehar Khan.

Seorang Sehar Khan biasanya membangunkan warga dengan membaca ayat-ayat suci Al-Quran dan puji-pujian untuk Rasulullah SAW dengan suara keras serta memberikan nasihat-nasihat tentang pentingnya berpuasa. Namun, tradisi itu kini sedikit bergeser. Sehar Khan membangunkan warga dengan memukul beduk dan meniup seruling serta ditambah dengan teriakan kencang, "Wakhta-e-Sehar, Wakhta-e-Sehar (waktunya untuk bangun)."

Salah seorang warga Kashmir yang selalu menjadi Sehar Khan, yakni Mohammad Rafiq. Bagi Rafiq, pekerjaan yang diwariskan secara turun-temurun ini tidak hanya menjadi sumber penghasilan keluarganya, tapi juga untuk mencari pahala dari Allah. Karena itu, walaupun gelap dan udara dingin Pegunungan Himalaya menusuk tulang, Rafiq dengan berbusana tradisional Kashmir tetap menyusuri lorong-lorong sempit pedesaan untuk membangunkan warga. Termasuk harus melewati pos pemeriksaan pasukan keamanan dan markas polisi.

Beberapa tahun sebelumnya, saat kondisi keamanan tidak menentu akibat peperangan antara India dan0 Pakistan yang mengklaim wilayah Kashmir, Rafiq meninggalkan pekerjaannya sebagai Sehar Khan. Namun, tahun ini ia kembali menjalankan pekerjaan yang dinilainya sangat sakral itu.

"Militan sekarang sudah tak tampak, itulah sebabnya saya memutuskan memulai lagi pekerjaan keluarga yang sakral ini," kata Rafiq kepada Reuters, 1 September lalu. Memang setelah berlangsung proses perdamaian antara India dan Pakistan, kondisi keamanan di wilayah yang terletak di pegunungan Himalaya itu memang mulai membaik. Termasuk bagi para Sehar Khan.

Saat Kashmir masih dikuasai India dan Pakistan, berjalan di malam hari merupakan hal yang sangat berisiko. Tidak hanya menjadi sasaran tembak gerilyawan, tapi juga bisa menjadi sasaran tumpahan peluru tentara India.

Keyakinan yang sama bahwa kondisi keamanan sudah membaik diungkapkan oleh seorang Sehar Khan lainnya, yakni Abdul Khaliq Bhat. "Saya mulai bekerja tahun ini," kata Bhat, 55 tahun. Dia melanjutkan, "Karena sekarang saya percaya kondisi keamanan lebih baik."

Menurut beberapa Sehar Khan, pekerjaan membangunkan sahur merupakan sumber penghasilan keluarga yang sangat penting. Sebab, setiap orang biasanya akan memberikan tip atas jasa mereka. Selain itu, pada akhir Ramadan, para Sehar Khan biasanya mendatangi setiap pintu rumah warga mengumpulkan upah dan makanan untuk menyambut Idul Fitri.

"Saya melakukan pekerjaan ini karena Allah, tapi tentu juga demi sejumlah uang yang diberikan kepada saya untuk Idul Fitri," ujar Bhat. Menurut dia, upah itu layak diterima sebagai imbalan atas jasanya itu.

ISLAMONLINE | THE NATIONAL | SUNARIAH