Bekasi Tak Mampu Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Lebaran

TEMPO Interaktif, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi warganya pada masa Lebaran. Jumlah konsumsi diperkirakan 4,5 ton sehari.

"Tidak bisa dipenuhi, apalagi Bekasi bukan daerah produsen," kata drh Satia Sriwijayanti, Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat dan Veteriner Dinas Perekonomian Rakyat kepada Tempo di kantornya, Rabu (9/9).

Daging yang kini dijual di beberapa pasar tradisional dan modern di Kota Bekasi adalah sapi lokal dan sapi impor. "Jumlahnya hanya separuh dari seluruh kebutuhan masyarakat," katanya.

Daging sapi lokal atau daging segar didatangkan dari Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), serta Nusa Tenggara Barat (NTB). Ada pun sapi impor berasal dari Australia dan Selandia Baru.

Sebelum dijual, semua sapi dicek kesehatannya. Sapi yang belum disembelih dimasukkan ke Rumah Potong Hewan (RPH) Teluk Pucung untuk pemeriksaan fisiknya.

Setelah dinyatakan layak, kemudian dipotong, lalu dilakukan pemeriksaan post mortem. Dalam sehari, ada sekitar 20 ekor sapi yang disembelih. "Seluruh organ sapi diperiksa ulang untuk memastikan bebas penyakit," kata dia.

Upaya pemerintah daerah mencukupi kekurangan pasokan daging sapi saat Lebaran dengan mengambil daging sapi di wilayah terdekat, seperti Depok, Tangerang, Bogor, dan Kabupaten Bekasi. Salah satunya dari RPH sapi impor di Tambun, Kabupaten Bekasi, yang diambil pada saat mendekati Lebaran.

Selain daging sapi, kebutuhan konsumsi daging ayam juga tinggi mencapai 40 ribu potong per hari, telor 4,3 ton per hari.

HAMLUDDIN