Tanpa Identitas Jelas, Pemudik ke Yogyakarta Akan Dipolisikan

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Para pemudik yang datang ke Yogyakarta akan diperiksa identitasnya. Mereka wajib mepunyai kartu tanda penduduk. Jika tidak bisa menunjukkan identitas sama sekali, maka akan diserahkan ke polisi untuk diproses.

Untuk pemudik pengguna moda transportasi kereta api dan bus umum, akan diinspeksi mendadak oleh Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta, sedangkan pemudik pengguna mobil pribadi akan diinspeksi di perbatasan oleh polisi.

"Kami akan memeriksa Kartu Tanda Penduduk bagi warga negara Indonesia, dan bagi warga negara asing harus bisa menunjukkan paspor atau surat tinggal sementara," kata Wahyu Widayat, Kepala Dinas Ketertiban Kota Yogyakata, Rabu (9/9).

Sasaran inspeksi berada di Stasiun Tugu, Stasiun Lempuyangan, dan terminal penumpang bus Giwangan tiga hari berturut-turut menjelang dan sesudah Lebaran.

Inspeksi administrasi kependudukan secara terpadu melibatkan sekitar 153 personel, terdiri dari petugas Dinas Ketertiban, Kepolisian Kota Besar Yogyakarta, Komando Distrik Militer 0734, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, petugas terminal, petugas Stasiun Tugu, Stasiun Lempuyangan dan petugas kecamatan.

"Pemeriksaan administrasi kependudukan dilakukan di setiap pintu keluar Terminal Giwangan, Stasiun Tugu, dan Stasiun Lempuyangan. Enam personel dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil akan bekerja memastikan setiap orang yang keluar dari terminal atau stasiun memiliki kartu tanda penduduk dan asli," kata Wahyu.

Ia menambahkan, bagi penumpang yang tidak bisa menunjukkan kartu identitas sama sekali, maka akan diidentifikasi oleh polisi lebih lanjut. Namun, bagi yang tidak membawa kartu tanda penduduk, tapi dapat menunjukan kartu identitas lainnya, hanya dilakukan penanganan administrasif.

Menurut Kepala Bagian Bina Mitra Kepolisian Kota Besar Yogyakarta, Komisaris Gandung Sudarso, penertiban administrasi kependudukan dan Kartu Tanda Penduduk juga bertujuan untuk mencegah kemungkinan masuknya pelaku teroris ke Kota Yogyakarta, sebab penduduk Yogyakarta juga sangat terkenal permisif sehingga berpotensi untuk persumbunyian para pelaku terorisme.

"Selain secara terbuka kami melakukan pemeriksaan identitas, kami juga melakukan secara tertutup untuk mengawasi para pemudik dan pendatang di Yogyakarta," kata Gandung.

MUH SYAIFULLAH