Lebaran Masih Lama, Penukaran Uang Capai Rp 5 Miliar Sehari

TEMPO Interaktif, Surakarta - Masyarakat Surakarta mulai menyerbu loket penukaran uang di Bank Indonesia Solo yang dibuka setiap hari Senin dan Kamis. Penukaran uang yang dilakukan masyarakat di setiap hari pelayanan mencapai lebih dari Rp 5 miliar.

“Hari Kamis ini (27/08) terdapat 1.600 orang yang menukarkan uang,” kata Pemimpin Kantor Bank Indonesia Solo, Dewi Setyowati. Sedangkan pada Senin lalu (24/08), penukar uang jumlahnya mencapai 1.400 orang. Rata-rata, mereka menukarkan uang sebesar Rp 4 juta tiap orang. Menurut Dewi, total uang yang ditukarkan oleh masyarakat mencapai lebih dari Rp 5 miliar dalam sehari.

Menurut Dewi, antusiasme masyarakat dalam menukarkan uangnya jauh lebih tinggi dibanding dengan Ramadan tahun lalu. “Dulu penukaran hanya dilakukan oleh 800 orang per hari,” kata Dewi. Dirinya memperkirakan, antusiasme masyarakat tersebut dipicu dengan adanya uang pecahan baru dengan nominal Rp 2.000.

Hanya saja, dirinya menyayangkan banyaknya calo yang ikut menukarkan uang ke Bank Indonesia. “Fenomena tersebut nampak dari maraknya penjual uang di pinggir jalan,” kata Dewi. Hal tersebut menurutnya membuat pelayanan penukaran uang terhadap masyarakat yang memang mebutuhkan menjadi kurang maksimal.

Untuk membatasi calo, pihaknya hanya memperkenankan satu orang untuk melakukan penukaran uang sebanyak satu kali selama Ramadan. Untuk menandai, Bank Indonesia mewajibkan penukar uang untuk menunjukkan kartu penduduk. “Data di kartu penduduk tersebut kita catat dalam sistem komputer,” katanya.

Meskipun antusias masyarakat besar, Dewi berjanji akan memenuhi kebutuhan masyarakat yang hendak menukarkan uang. “Persediaan kita unlimited,” kata Dewi. Hanya saja untuk uang pecahan Rp 1.000, Rp 2.000 dan Rp 5.000 jumlahnya memang terbatas.

Selain melayani penukaran uang, Bank Indonesia Solo juga akan membuat surat edaran kepada bank umum untuk menyiagakan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM), terlebih pada libur lebaran mendatang. “Jangan sampai ada yang kosong,” katanya. Menurutnya, saat ini terdapat lebih dari 400 mesin ATM yang tersebar di seluruh wilayah eks Karesidenan Surakarta.

AHMAD RAFIQ