Pemudik dari Pantura Mulai Padati Jalur Tengah  

Sejumlah warga sedang menunggu keberangkatan di dalam kereta saat mudik gratis menggunakan Kereta Rel Diesel (KRD) di Stasiun Pasar Turi, Surabaya (25/8). Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan untuk pertama kalinya di Indonesia memberikan layanan mudik gratis menggunakan kereta api dengan rute Surabaya-Bojonegoro. Layanan mudk gratis menggunakan kereta api ini akan digelar hingga H+7 lebaran. TEMPO/Fully Syafi
Sejumlah warga sedang menunggu keberangkatan di dalam kereta saat mudik gratis menggunakan Kereta Rel Diesel (KRD) di Stasiun Pasar Turi, Surabaya (25/8). Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan untuk pertama kalinya di Indonesia memberikan layanan mudik gratis menggunakan kereta api dengan rute Surabaya-Bojonegoro. Layanan mudk gratis menggunakan kereta api ini akan digelar hingga H+7 lebaran. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Bojonegoro - Arus mudik 2017 dari Jalur Pantai Utara Jawa mulai memasuki dan memadati jalur tengah penghubung Semarang-Surabaya. Jalur tengah, dari Rembang-Blora-Cepu, Jawa Tengah, hingga Bojonegoro-Ngawi-Babat-Lamongan, Jawa Timur, menjadi alternatif pemudik untuk mengurai kemacetan.

Pelbagai jenis kendaraan nomor polisi dari luar kota pada arus mudik 2017 mulai memasuki Kota Bojonegoro pada Jumat malam, 23 Juni 2017, hingga Sabtu dinihari, 24 Juni. Kendaraan tersebut di antaranya mobil dari Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Purwokerto, dan Semarang. Diperkirakan, kendaraan pemudik jumlahnya terus meningkat hingga malam ini.

Dani, 32 tahun, pemudik asal Jakarta tujuan Surabaya, mengatakan sudah tiga kali menggunakan jalur tengah sejak Lebaran 2015. Jalur yang dilewati adalah dari Semarang-Kudus-Pati-Rembang sampai Blora dan Bojonegoro. Alasannya, kata dia, selain bisa memotong jarak sekitar 15 kilometer, jalannya juga tidak macet. “Ini mudik ketiga kalinya, lewat jalur tengah,” ujarnya kepada Tempo di sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum di Bojonegoro, Sabtu, 24 Juni 2017.

Untuk jalur tengah, pemudik mesti mewaspadai sejumlah titik yang rawan macet. Terutama beberapa lokasi yang terdapat pasar tumpah dari Bojonegoro sampai Babat, Lamongan, di antaranya pasar tumpah di Kecamatan Purwosari, Pasar Kalitidu, Pungpungan. Kemudian ke arah timur ada Proliman Pasar Kapas, Pasar Sumberejo, dan Pasar Baureno.

Rawan kemacetan juga terap mendera di Pasar Besar Kecamatan Babat, Lamongan. Pasalnya, di daerah tersebut terdapat pertemuan arus lalu lintas dari empat kabupaten, yaitu Jombang, Tuban, Bojonegoro, Lamongan. Selain itu, jalan yang sempit dan kepadatan parkir di bahu kiri-kanan jalan membuat kendaraan menumpuk dan macet.

Adapun di Terminal Rajekwesi, Bojonegoro, juga terdapat peningkatan arus mudik 2017. Pada Kamis-Jumat, 22-23 Juni, ada peningkatan jumlah penumpang bus sekitar 35 persen dari total 1700 orang per hari. Bus yang masuk ke Terminal Bojonegoro berasal dari pelbagai kota, antara lain Surabaya, Malang, Bali, Jember, Jakarta, dan Bogor. “Ya, naiknya hampir sama dengan tahun lalu,” ujar Kepala Terminal Rajekwesi Sentot Sugeng, Jumat, 23 Juni. Dia menambahkan, sekitar 550 angkutan umum dikerahkan untuk Lebaran 2017.

SUJATMIKO