TEMPO.CO, Makassar-- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan angkutan laut maupun darat harus memiliki stiker ramp check atau tanda lulus untuk beroperasi selama arus mudik dan balik Idul Fitri 2017. Keharusan itu demi keselamatan penumpang yang melakukan aktivitas mudik, baik di darat, laut maupun udara.
"Saya berpesan, kalau enggak ada stiker khusus maka jangan beroperasi. Jangan pula penumpang ikut naik bus yang tak ada stikernya," tutur Budi Karya saat meninjau kesiapan mudik di Pelabuhan Makassar, Sabtu 17 Juni 2017.
Baca: Lancarkan Arus Mudik, Tol Trans Sumatera Palindra Dibuka Gratis
Budi menuturkan secara nasional jumlah pemudik sebanyak 19 juta orang. Dari jumlah itu, kata Budi, mayoritas atau 5,4 juta diangkut pesawat. "Pertumbuhan pemudik melalui jalur udara memang paling besar. Kalau laut dan darat masih stagnan, tapi angkutan darat milik pribadi naik lebih 10 persen," tutur Budi.
Apalagi, menurut dia, Presiden Joko Widodo menginginkan mudik tahun ini lebih bagus dibandingkan yang lalu. Sehingga pengamanan melibatkan beberapa elemen terkhusus taruna/taruni pelayaran. "Supaya ada kesamaan kesatuan, jadi dilibatkan taruna/taruni.. Kalau anak muda sudah dilibatkan melayani maka Insya Allah bisa melayani dengan baik," ujarnya.
Simak: Arus Mudik, Catatan Evaluasi Kemenhub untuk Pelabuhan Gilimanuk
Selain itu, lanjut dia, yang tak kalah pentingnya juga perlu ditingkatkan yakni safety. Sehinga Kemenhub berkerja sama dengan TNI dan Polri untuk menjaga keamanan pemudik, di antaranya dengan mengawasi jangan sampai ada kapall yang kelebihan penumpang. "Insya Allah tahun depan angkutan laut lebih populer, kalau ada teguran ya itu bisa disupport," ujarnya.
Budi Karya mengaku cukup puas dengan kesiapan arus mudik dan balik di Sulawesi Selatan. Sebab koordinasi semua elemen dan kebersamaannya terus ditingkatkan. "Harapan itu terus dikembangkan dan ini juga ditandai Pelindo IV yang membagikan left jacket sebanyak 1.000," tutur Budi.
DIDIT HARIYADI