Kiat Perajin Telur Asin Brebes Menggapai Untung Saat Lebaran  

Pekerja mencuci telur asin yang telah diasinkan dengan cara direndam dengan campuran tanah liat dan garam selama dua minggu di Brebes, Jawa Tengah, 22 Juli 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pekerja mencuci telur asin yang telah diasinkan dengan cara direndam dengan campuran tanah liat dan garam selama dua minggu di Brebes, Jawa Tengah, 22 Juli 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.COBrebes - Menjelang Lebaran 2017, sejumlah perajin telur asin di Brebes meningkatkan produksinya. Hal ini dilakukan untuk menyiapkan pasokan bagi pemudik yang akan membeli telur asin khas Brebes untuk oleh-oleh. 

Komarudin, 47 tahun, salah satu perajin telur asin di Brebes, menyiapkan stok telur sejak H-20 Lebaran. Jika di hari biasa dia hanya membuat 30 ribu butir, mendekati hari Lebaran pasokannya naik dua kali lipat atau 60 ribu butir. "Kalau Lebaran, pembeli meningkat karena banyak pemudik yang beli," katanya, Selasa, 13 Juni 2017.

Baca: Menteri Basuki Nyatakan Tol Salatiga Siap buat Mudik Lebaran 2017

Pada musim mudik Lebaran harga telur asin tetap, yaitu Rp 4.000 per butir untuk telur asin biasa dan Rp 4.500 per butir untuk telur asin bakar atau panggang. "Harga telur mentahnya sedang turun. Sekarang Rp 2.000 per butir," kata Komarudin. Pasokan telur asin biasanya didapat dari petani lokal dan Blitar, Jawa Timur.

Ia menambahkan, untuk tahun ini stoknya dikurangi sampai 30 persen dari jumlah tahun lalu. Sebab, pemilik toko oleh-oleh HTM Jaya yang berada di Jalur Pantura, Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Brebes, ini hanya menyiapkan 60 ribu butir telur untuk Lebaran, tidak seperti tahun lalu, 100 ribu butir. 

"Karena ada jalan tol itu, pembeli jadi berkurang," kata Komarudin. Ia menuturkan banyak pembeli yang biasanya melintasi jalur Pantura beralih ke jalan tol. Kondisi itulah, menurut dia, yang membuat pembelian oleh-oleh khas Brebes itu menurun drastis. 

Baca: Rahasia Telur Asin Brebes Tidak Amis

Penurunan itu, kata dia, sudah terjadi sejak tahun lalu. Saat itu stok 100 butir yang dia sediakan masih tersisa cukup banyak. Beruntung, sisa itu kemudian bisa habis terjual. Dengan pengalaman tahun lalu itulah, ia melanjutkan, tahun ini ia mengurangi stok telur asin.

Namun tidak semua perajin telur asin melakukan hal yang sama dengan Komarudin. Asmoei, perajin telur asin rumahan di Desa Gandasuli, Kecamatan Brebes, Kasmoei, misalnya. Dia tidak terpengaruh dengan banyaknya pemudik yang memilih melalui jalan tol. Ia tidak mengurangi jumlah produksi. "Kalau saya biasa saja, tetap bikin banyak setiap menjelang Lebaran," ujarnya.

Menjelang Lebaran, setiap hari dia memproduksi telur asin 1.000 butir atau dua kali lipat dibanding hari biasa. "Kalau hari biasa, paling 500 butir per hari," ucapnya. Bahan mentah dia dapat dari peternak lokal dengan sistem ijon. Dia tidak langsung menjual telur, ada pengepul yang akan memasok ke toko-toko. "Jadi mereka datang sendiri ke sini (rumahnya)," kata Asmoei.

MUHAMMAD IRSYAM FAIZ