Petugas Menemukan Daging Sapi Oplosan di Pasar Cirebon

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melihat aksi Walikota Ridwan Kamil memotret daging sapi saat sidak pasokan barang dan pemantauan harga di Pasar Kosambi, Bandung, Jawa Barat, 5 Mei 2017. TEMPO/Prima Mulia
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melihat aksi Walikota Ridwan Kamil memotret daging sapi saat sidak pasokan barang dan pemantauan harga di Pasar Kosambi, Bandung, Jawa Barat, 5 Mei 2017. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Cirebon – Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Encus Suswaningsih mengatakan perbedaan harga yang cukup tinggi membuat pedagang daging sapi diduga mengoplos daging impor beku dengan daging segar.

“Beberapa waktu lalu kami melakukan monitoring dan pengecekan terhadap daging yang dijual pedagang di sejumlah pasar tradisional,” kata Encus, Senin, 12 Juni 2017.

Baca: Kementan Jamin Daging Kerbau Impor Tak Geser Daging Sapi Lokal

Hasilnya, kata dia, ditemukan pedagang yang mengoplos daging sapi beku impor dengan daging sapi segar dari rumah potong hewan (RPH). Menurut Encus sejumlah pedagang memang ada yang jujur memberitahukan kepada pembeli mana daging segar dan mana daging beku impor. “Namun ada juga yang justru mengoplos kedua daging tersebut,” katanya.

Daging sapi oplosan, ujar dia, antara lain ditemukan di Pasar Sumber dan Pasar Plered, Kabupaten Cirebon. Encus langsung memberikan teguran kepada pedagang tersebut untuk tidak lagi mengoplos daging sapi impor beku dan daging sapi segar.

Simak: Kebijakan Impor Daging Sapi Dinilai Tak Efektif Tekan Harga

Di pasaran harga daging sapi impor beku dijual Rp 85 ribu hingga Rp 90 ribu per kilogram. Sedangkan harga daging sapi segar dijual seharga Rp 115 ribu hingga Rp 120 ribu per kilogram. Perbedaan harga yang cukup tinggi ini diduga membuat pedagang tergiur untuk mendapatkan keuntungan dengan cara-cara curang.

Encus  belum bisa memberikan sanksi kepada pedagang yang nakal karena belum ada aturannya. “Mungkin di kepolisian (sanksinya), kalau di kita belum ada,” katanya.

Dia mengimbau masyarakat teliti sebelum membeli agar tidak merugi. Konsumen, kata dia, harus dapat membedakan daging sapi impor beku dan yang bukan. Untuk daging sapi segar warnanya lebih segar dan kering, sedangkan daging sapi impor warnanya lebih pucat dan agak basah.

Lihat: Polres Surakarta Hentikan Distribusi Daging Celeng 1,5 Ton

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Ali Efendi menambahkan menjelang Idul Fitri pihaknya akan lebih meningkatkan pengawasan ke sejumlah pasar tradisional. “Termasuk pengawasan terhadap daging,” kata dia.

Namun upaya pengawasan kurang maksimal karena Dinas Pertanian kekurangan tenaga. Saat ini, kata dia, Dinas Pertanian hanya memiliki 3 UPT Puskeswan. Satu UPT Puskeswan membawahi 12 hingga 14 kecamatan di Kabupaten Cirebon. “Satu UPT Puskeswan memiliki 7 hingga 9 tenaga,” kata Ali.

IVANSYAH