Daerah Diimbau Antisipasi Kecelakaan di Tempat Wisata

Tempat wisata Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah, 21 Juli 2015. Gedung bersejarah yang menjadi ikon kota Semarang ini ramai dikunjungi warga untuk menghabiskan waktu liburan Lebaran. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Tempat wisata Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah, 21 Juli 2015. Gedung bersejarah yang menjadi ikon kota Semarang ini ramai dikunjungi warga untuk menghabiskan waktu liburan Lebaran. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Semarang - Pemerintah Jawa Tengah mengimbau daerah menyiapkan keamanan destinasi wisata yang ada menjelang liburan lebaran pada Ramadan 2017. Imbauan itu untuk antisipasi munculnya musibah di lokasi wisata sperti yang pernah terjadi .

“Pak Gubernur sudah membuat surat edaran agar bupati wali kota mempersiapkan daerah wisata di daerahnya,” kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Jawa Tengah, Urip Sihabudin, setelah penandatangan kerja sama keamanan wisata dengan BaSARnas menjelang liburan lebaran pada Ramadan 2017, Senin 5 Juni 2017.

Baca juga: Semarakkan Ramadan, Mahasiswa Unsri Sahur dari Desa ke Desa

Surat edaran itu mengimbau daerah mengecek kembali fasilitas tempat hiburan apakah memenuhi syarat digunakan pengunjung saat lebaran. “di antaranya jembatan, tempat out bond termasuk memetakan kembali daerah rawan seperti pantai perlu peringatan sebagai persiapan,” kata Urip menambahkan.

Menurut dia, data kondisi wisata di daerah akan dihimpun sebagai data informasi di kantor Badan SAR Nasional. Data itu dinilai penting, apa lagi dinas pariwisata telah menjalin kerja sama dengan badan SAR Nasional terkait dengan pengamanan lingkup destinasi wisata.

Sistem kerja sama yang dilakukan dengan cara penyusunan lintas penjabat di Dinas Pariwisata
se-Jawa Tengah. Sedangkan, Badan SAR memandu untuk kesiapan dan penanganan keamanan bagi pengujung.

Urip mengaku saat ini fokus pertama kerja sama di sektor daya tarik wisata air sperti pantai dan kolam renang yang jumlahnya banyak, langkah slenajutnya baru tempat wisata buatan non air. “Ini tentu konkret ada kegiatan berkesinambungan,” katanya.

Kepala Kantor SAR Semarang yang baru Agus Haryono menyatakan keselamatan dalam wisata telah diatur dalam undang-undang untuk menjamin wisata yang aman. Kerja sama dalam memorandum of understanding itu sebagai bagian perlindungan publik untuk menikmati hiburan wisata. “Basarnas lebih membantu peningkatan kapasitas dalam pencarian dan pertolongan,” kata Agus.

Menurut dia, kasus musibah saat wisata di Jateng tergolong tinggi, tercatat pada 2016 mencapai 20 kasus dengan korban antara 20 hingga 21 orang. “Hampir didominasi terjadi wisata air dan bahari,” kata Agus menjelaskan.

Ia mengaku menyiapkan kerja yang sinergi dengan lembaga wisata hingga di daerah dengan cara membentuk unit SAR dengan para pengelola wisata. Langkah itu untuk menghadapi kerja cepat jika terjadi keadaan darurat. “Korban diselamatkan, response time harus cepat,” katanya.

Agus menilai saat ini tak semua obyek wisata di Jawa Tengah punya unit SAR. Dengan begitu lembaganya mendorong semua lembaga wisata punya unit rescue menjelang liburan lebaran Ramadan 2017.

EDI FAISOL