TEMPO.CO, Palembang - Sejumlah mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) memanfaatkan bulan suci Ramadan dengan berdakwah keliling desa. Mereka yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Unsri ini tidak sekadar mengisinya dengan berbagi takjil atau buka puasa bersama, tapi juga membaur dalam salat wajib dan tarawih berjemaah di masjid desa yang dikunjungi.
Keseruan lainnya, para mahasiswa Unsri dengan latar belakang jurusan sosial dan ekonomi ini memasak secara mandiri makanan yang akan disajikan saat sahur Ramadan tahun ini. Demikian disampaikan Rami Anngraeni, Sekretaris Kementerian Luar Negeri BEM Unsri, Ahad, 4 Juni 2017.
Baca juga:
Pesan Ramadan Jokowi: Tingkatkan Persatuan dan Persaudaraan
“Hal ini juga dilakukan untuk merajut kebersamaan antara mahasiswa dan masyarakat desa,” katanya. Salah satu desa yang menjadi sasaran adalah Desa Muara Penimbung, Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Menurutnya, BEM Unsri sudah bermitra dengan beberapa desa untuk melakukan kegiatan pembinaan dan kegiatan sosial. Untuk tahap awal, Desa Muara Penimbung dipilih karena tingginya kemauan warga di sana untuk menimba serta berbagi ilmu keagamaan dan kemasyarakatan. Selain itu, kata Rami, karena jarak desa tersebut paling dekat dan strategis sehingga mudah dijangkau. Karena itu, kegiatan di Kampus Indralaya bisa tetap berjalan normal.
Baca pula:
Menteri Lukman Berharap Umat Islam Jaga Kesucian Ramadan
Buka puasa bersama dilaksanakan di Masjid Muara Penimbung Ulu. Diawali dengan membagikan makanan berupa takjil dan makanan berat, yang dibungkus rapi. Untuk menyemarakkan syiar Ramadan ini, para mahasiswa mengundang semua warga sehari sebelum acara dan berkoordinasi dengan perangkat desa setempat. Sedangkan untuk santap sahur hanya diperuntukkan bagi para mahasiswa, yang menginap di Muara Penimbung, serta perangkat desa. “Kami sendiri yang menyiapkan buka dan sahur dengan cara masak bersama,” ujar Rami.
Rahmat Farizal, Presiden BEM KM Unsri, menjelaskan, kegiatan syiar Ramadan didasari dengan keinginan menunjukkan adanya keberlanjutan dalam kegiatan bina desa. Bila selama ini kegiatan hanya dilakukan secara musiman, pada kegiatan kali ini, BEM ingin mencoba mengubahnya dengan gelaran rutin dan terencana. Khusus di Desa Muara, selain melakukan sahur dan buka bersama, pihaknya juga mengadakan pembacaan Surat Yasin, tausiah, dan doa bersama.
“Di sini, kami berharap dapat menciptakan kebersamaan yang berfaedah, bermanfaat, dan berpahala,” ujarnya.
PARLIZA HENDRAWAN