Gunakan Alat Canggih, Pengamatan Hilal di Padang Tertutup Awan

Editor

Budi Riza

Infografis
Infografis "Berburu Hilal". (Grafis: Unay)

TEMPO.CO, Padang - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Padang Panjang, Sumatera Barat, melakukan pengamatan hilal di Shelter Nurul Haq Jondul IV Parupuk Tabung, Padang, Jumat 26 Mei 2017. Namun, tim tidak melihat kemunculan hilal.

"Sumbar tak melihat (hilal)," kata Rahmat Triyono, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang, kepada Tempo, Jumat 26 Mei 2017. Hilal adalah bulan sabit muda untuk menentukan awal Ramadan.

Baca: Pemerintah Tetapkan 1 Ramadan 1438 H Jatuh pada Sabtu Besok

Rahmat mengatakan, posisi hilal sudah berada di 8,3 derajat. Namun, cuaca berawan menyebabkan hilal tidak terlihat. Sebelumnya, pengamatan dilakukan Shelter Tabing karena lokasinya yang cukup tinggi. Juga ada pemandangan lepas ke pantai.

Peralatan yang digunakan tim untuk mengintip hilal seperti teropong, tripod, filter teropong. mounting, adaptor mounting vixen, finder scope dan eye piecie. Kemudian, counter weight (pemberat), star book, kabel konektor star book, GPS, kompas, kamera, adapter kamera, tv tunner, kabel mini usb kamera, buku alamanak hijriah, genset dan lampu emergency.

Baca: Sidang Isbat, Kemenag Kalsel: Tinggi 8 Derajat, Esok 1 Ramadan

Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, Cecep Nurwendaya, mengatakan posisi hilal sudah terlihat di sejumlah wilayah. Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin mengumumkan awal Ramadan mulau besok Sabtu, 27 Mei 2017.

Indonesia adalah wilayah yang beruntung yang digunakan untuk melihat hilal. “Hampir seluruh wilayah Indonesia dapat terlihat kasat mata dengan syarat langit cerah tidak ada awan yang menghalangi penampakan hilal,” kata Cecep di Kementerian Agama, Jumat, 26 Mei 2017.

ANDRI EL FARUQI