Awal Puasa 2017 Berpotensi Seragam, Idul Fitri Bisa Berbeda

Editor

Dwi Arjanto

Astronom observatorium Bosscha, Lembang, Bandung, Jawa Barat, menunjukan foto garis tipis hilal di angka 4 derajat yang terlihat sesuai data dari pengamatan di Bosscha Kupang, 5 Juni 2016. TEMPO/Prima Mulia
Astronom observatorium Bosscha, Lembang, Bandung, Jawa Barat, menunjukan foto garis tipis hilal di angka 4 derajat yang terlihat sesuai data dari pengamatan di Bosscha Kupang, 5 Juni 2016. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Awal puasa Ramadan 2017 berpotensi seragam pada 27 Mei 2017, namun penetapan 1 Syawal Hari Raya Idul Fitri nanti bisa muncul perbedaan di sebagian kalangan.

“Ada juga ormas yang menggunakan kriteria lain, yaitu Persis (Persatuan Islam) sehingga berpotensi berbeda dalam penentuan Idul Fitri 1438 atau 2017,” kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, Kamis, 25 Mei 2017.
Baca : Jelang Ramadan, Pimpinan Komisi 8 DPR Minta Sidang Isbat Dihapus

Sebelumnya Pimpinan Pusat Persis mengeluarkan surat edaran tertanggal 20 Mei tentang awal puasa 1 Ramadan, Idul Fitri 1 Syawal, serta Idul Adha pada 2017. Awal puasa pada 27 Mei, Idul Fitri 26 Juni, sedangkan Idul Adha pada 1 September. Namun begitu, Persis menyatakan akan menerima hasil isbat Kementerian Agama jika menetapkan Idul Fitri pada 25 Juni 2017.

Menurut Djamaluddin, Persis menggunakan kriteria perbedaan tinggi bulan dengan matahari 4 derajat atau tinggi bulan 3 derajat 10' dan elongasi atau jarak sudut bulan dengan matahari 6,4 derajat. Kriteria itu berdasarkan pada analisis astronomis.

Pada saat maghrib 29 Ramadan 1438 atau 24 Juni 2017, kata Djamaluddin, ketinggian bulan sudah lebih dari 3 derajat, tetapi elongasinya kurang dari 6,4 derajat.

Garis tanggalnya menunjukkan di Indonesia bulan belum memenuhi kriteria imkan rukyat astronomis yang digunakannya. “Maka di kalender Persis dinyatakan 1 Syawal jatuh pada hari berikutnya, 26 Juni 2017,” kata Djamaluddin.

Simak pula : Kementerian Agama Gelar Sidang Isbat Penentuan Puasa pada Jumat

Kriteria itu berbeda dengan hisab atau perhitungan astronomis yang digunakan pemerintah dan dua ormas besar, Nahdlatul Ulama serta Muhammadiyah.

Kriteria tersebut yakni kemungkinan teramatinya hilal atau bulan baru (imkan rukyat) pada ketinggian dua derajat, dan wujudul hilal atau tinggi hilal positif. “Secara hisab itu, Idul Fitri 1 Syawal 1438 H akan jatuh pada Ahad, 25 Juni 2017,” katanya. Awal puasa Ramadan dan Idul Adha serempak sama.

ANWAR SISWADI