Ramadan, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi Liburkan Siswa SD / SMP  

Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berada di depan ruang Vihara Buda yang ada di SMP Yos Soedarso Purwakarta, Selasa, 1 November 2016. TEMPO/Nanang Sutisna
Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berada di depan ruang Vihara Buda yang ada di SMP Yos Soedarso Purwakarta, Selasa, 1 November 2016. TEMPO/Nanang Sutisna

TEMPO.COPurwakarta - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengeluarkan surat edaran yang isinya meliburkan anak sekolah selama Ramadan. "Sebab, kalau belajar pun tidak akan efektif," ujarnya saat ditemui Tempo, Rabu, 24 Mei 2017. 

Dedi menegaskan, selama libur Ramadan, anak-anak dibebaskan dari semua mata pelajaran yang dikurikulumkan. "Anak-anak hanya diwajibkan belajar Al-Quran dan mendalami Kitab Kuning," ucapnya. 

Baca juga: Wali Kota Padang Tak Anjurkan Warganya Mandi Balimau di Sungai

Ihwal tempat belajarnya, tutur Dedi, bisa dilakukan di sekolah, masjid-masjid, musala, atau di majelis taklim. "Tergantung guru yang mengarahkannya," tutur Dedi. 

Kebijakan tersebut hanya berlaku buat anak-anak SD serta SMP dan sederajat. Sedangkan untuk siswa SMA dan sederajat bergantung pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Adapun siswa nonmuslim, tutur Dedi, juga diwajibkan belajar dan mendalami kitab-kitab sucinya. "Yang Katolik dan Protestan belajar kitab Injil, Buddha kitab Weda, Hindu kitab Tripitaka, dan Kong Hu Cu dengan kitab sucinya sendiri juga," katanya.

Menurut Dedi, Ramadan merupakan bulan yang tepat buat membangun karakter anak-anak, terutama soal agama dan etika kepada orang tua, guru, kerabat, sesama, serta kawan-kawannya.

"Sebab, waktu kebersamaan anak-anak dengan orang tua dan keluarganya bisa lebih lama dari hari-hari biasa," tutur Dedi. Meski begitu, hasil belajar mereka tetap dievaluasi.

Simak pula: Jemaah An-Nadzir Mulai Puasa Ramadan 25 Mei 2017

Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta Rasmita Kuning Sanusi mengatakan tak masalah dengan kebijakan libur belajar selama Ramadan tersebut. "Selama tiga tahun terakhir, anak-anak sekolah di Purwakarta memang biasa diliburkan," ujarnya.

Kalaupun anak-anak diwajibkan masuk sekolah, waktunya tanggung. Sebab, lebih banyak waktu libur ketimbang waktu belajarnya. Mengingat selama Ramadan ada libur awal puasa dan libur kenaikan kelas, kemudian disambung libur Lebaran.

Meski begitu, hasil pembelajaran Al-Quran dan Kitab Kuning yang dilakukan para siswa selama libur Ramadan akan dievaluasi saat mereka kembali masuk sekolah setelah libur Lebaran. "Iya, pasti kami evaluasi," kata Rasmita.

NANANG SUTISNA