Memilih Menu Sehat Saat Sahur dan Berbuka  

Ilustrasi makan sahur. TEMPO/Aditia Noviansyah
Ilustrasi makan sahur. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Makan sahur tidak boleh berlebihan. Yang penting memperhatikan keseimbangan asupan gizi.  "Yang biasanya makan tiga kali sehari, saat puasa berubah jadi cuma dua kali kadang menyebabkan makannya berlebihan saat sahur atau berbuka," kata dosen gizi pada Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang, Jawa Timur, Fatimah Azzahra. Senin, 22 Mei 2017.

Makan berlebihan saat sahur atau berbuka dikhawatirkan akan membuat ibadah saat Ramadan menjadi terganggu. Sebaiknya bukan jumlah yang diperbanyak, kata Fatimah, melainkan karbohidrat kompleks yang seharusnya dikonsumsi agar rasa kenyang lebih tahan lama.

"Sebenarnya kalau makan banyak, tetapi yang dikonsumsi karbohidrat sederhana dan tidak ada serat malah justru tidak tahan lama." Untuk menu berbuka, Fatimah menyarankan tidak berlebihan dan seimbang dengan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan serat.

Meski minuman dan makanan manis dapat meningkatkan kadar gula yang turun selama berpuasa, jika berlebihan dikhawatirkan akan meninggalkan makanan dengan gizi seimbang karena sudah merasa kenyang.

Jika saat puasa menderita konstipasi, kata Fatimah, yang disebabkan kurang minum dan kurang serat dianjurkan mengkonsumsi buah dan sayur. "Minum air juga jangan lupa karena dehidrasi selama puasa, sehari tetap diusahakan minum delapan gelas," tutur Fatimah.

Agar tetap delapan gelas, saat berbuka dapat minum dua gelas, empat gelas saat malam, dan dua gelas saat sahur. Selain air putih, cairan juga bisa didapat dari jus buah atau susu dengan kandungan protein.

ANTARA

Video Terkait: Jelang Ramadan, Harga Telur Ayam Naik di Madiun