Jika Dokter dan Perawat Harus Berlebaran di IGD Rumah Sakit

Ilustrasi dokter memeriksa mulut anak. intermountainhealthcare.org
Ilustrasi dokter memeriksa mulut anak. intermountainhealthcare.org

TEMPO.CO, Jakarta - Berkumpul bersama keluarga dan sanak famili di saat Idul Fitri adalah kesempatan yang sangat dinanti muslimin dan muslimat. Namun itu tidak berlaku bagi sejumlah dokter dan paramedik di ruang IGD beberapa rumah sakit di Palembang.

Profesi mereka di sektor pelayanan umum tidak mengenal hari kerja berdasarkan kalender biasa. Mereka terkena jadwal kerja tersendiri sehingga hari libur kalender belum tentu berarti libur buat mereka, dan itu bergantian. Begitupun dengan jurnalis.

"Mereka harus merelakan momen tersebut demi menolong jiwa oran lain yang membutuhakn tenaga medis," kata dokter di IGD RSUD Bari, M Defri Saputra, di Palembang, Kamis 7 Juli 2016

Ia menjelaskan, sekilas tidak ada yang membedakan dari aktivitas sehari-hari di ruang IGD RSUD Bari milik pemerintah Kota Palembang ini.

Di ruangan inilah pasien-pasien yang datang diperiksa dan ditangani pertama kali --terutama yang memang berpenyakit parah atau korban kecelakaan-- sebelum "disalurkan" sesuai dengan kekhususan penyakitnya.

"Secara sigap mereka melayani masyarakat yang silih berganti mendatangi IGD memberikan pelayanan kesehatan dan memastikan pertolongan pertama bagi mereka betul-betul sangat memerlukan," katanya.

Menurut dia, meski terkadang terucap keluhan ringan, namun mereka tetap bangga dan semangat atas apa yang mereka lakukan, karena pekerjaan dilakukan ini menyangkut keselamatan orang banyak.

"Kadang ada rasa rindu dengan keluarga namun kondisi ini sudah menjadi kewajiban kita sebagai dokter dan dijalani sejak saya masih pendidikan kemarin," kata Saputra.

Ia mengatakan, demi pengabdian memberikan pelayanan kepada masyarakat sejumlah petugas di IGD menjalaninya dengan ikhlas meski tanpa berlebaran bersama keluarga melayani masyarakat memerlukan.

ANTARA