Cerita Seru Fuad Bawazier Mudik Lebaran ke Cilacap

Fuad Bawazier. TEMPO/Wahyu Setiawan
Fuad Bawazier. TEMPO/Wahyu Setiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Tak ada antrean bus dan kendaraan pribadi sepanjang belasan kilometer. Tak perlu pula berlomba-lomba membeli tiket kereta api dan berdesak-desakan di stasiun. Di tangan Fuad Bawazier, pulang ke kampung halaman jadi kisah seru dan mengasyikkan.

Menteri Keuangan era Presiden Soeharto ini menyewa gerbong kereta wisata. "Saya sudah rutin menyewa kereta untuk mudik sejak tahun 1990-an," ujarnya melalui pesan WhatsApp dari Arab Saudi, Rabu dua pekan lalu.

Fuad, 66 tahun, menyewa satu unit kereta wisata untuk pulang ke Cilacap pada Minggu, 3 Juli 2016. Bersama istri, anak, serta menantunya, Fuad berangkat dari Stasiun Gambir, Jakarta.


Menurut dia, tradisi mudik dengan kereta wisata bermula dari posisinya sebagai Direktur Pembinaan Badan Usaha Milik Negara di Departemen Keuangan kala itu. Ia ingin menaikkan pendapatan dan citra PT Kereta Api Indonesia-salah satu perusahaan pelat merah yang diasuh Departemen Keuangan. "Konsekuensinya, saya harus rajin naik kereta wisata dan selalu membayar alias tak minta gratisan," Fuad menjelaskan.

Kebiasaan itu berlanjut hingga sekarang dan justru menjadi ritual kala mudik. Apalagi pelayanan kereta api sekarang, kata Fuad, jauh lebih baik.

Pelayanan kereta api yang lebih baik dari hari ke hari mendorong Fuad setia menumpang sepur eksklusif ini untuk pergi ke udik. Ia merasa jauh lebih akrab dengan anak dan cucunya selama perjalanan karena gerbong kereta hanya diisi keluarganya. "Saya bercanda dan berfoto terus dengan mereka sepanjang perjalanan," ia menuturkan.

Pengalaman mudik dengan kereta wisata, menurut pria kelahiran Tegal ini, juga mengesankan tujuh cucu dan empat anaknya. Lebih-lebih ia dan keluarganya mendapat pelayanan istimewa soal makanan dan minuman.

Manajer Operasi dan Pelayanan PT Kereta Api Wisata, Teguh Triyono, menyebutkan Fuad adalah salah satu pelanggan setia kereta wisata untuk mudik. Loyalitas Fuad, menurut Teguh, timbul lantaran fasilitas istimewa yang tersedia di dalam gerbong.

Ada jenis kereta yang dilengkapi sofa, tempat tidur, karaoke, dan layar pemutaran video. Jenis lainnya menyediakan balkon yang memanjakan mata penumpang dengan pemandangan sepanjang perjalanan. "Kami buat suasana kereta seperti di rumah, dan penumpang merasa tahu-tahu sudah sampai tujuan," Teguh berujar.

Namun, mudik dengan kereta wisata tak murah. Kisaran biaya sewa kereta wisata antara Rp 15 juta - 37 juta untuk sekali perjalanan.

RAYMUNDUS RIKANG