Hong Kong Gelar Salat Idul Fitri di 10 Lokasi

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Wilayah Otonomi Khusus Hong Kong menyiapkan sepuluh lokasi pelaksanaan salat Idul Fitri 1437 Hijriah pada Rabu, 6 Juli 2016. Tempat itu meliputi lapangan Victoria di Causeway Bay, Ma On Shan, Tung Chun, Tai Wo Hau, Yuen Long, Tuen Mun, Tsuen Wan, Sheng Shui, Sha Tin, dan Tai Po.

Koordinator Panitia Pelaksanaan salat, Konsulat Jenderal RI Hong Kong Konsul Indra Indrady, kepada Antara di Hong Kong mengatakan pelaksanaan salat Id di lapangan Victoria dimulai pukul 08.30 waktu setempat. Imam dan khatib Rohimnuddin Nawawi Jauhari dari Jakarta.

Di lokasi lainnya pelaksanaan salat dimulai pukul 07.00 hingga 08.30 dan selesai sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Selain Konsulat Jenderal RI Hong Kong, pelaksanaan salat Id difasilitasi Nadhatul Ulama Hong Kong dan Dompet Dhuafa Hong Kong.

Asosiasi Islam Tiongkok dan Islamic Union of Hong Kong menetapkan 1 Syawal 1437 H jatuh pada Rabu, 6 Juli 2016. Hong Kong merupakan kota metropolis dan merupakan wilayah otonomi khusus yang terpisah dari daratan Tiongkok serta lama berada di bawah kekuasaan Inggris. Hingga akhirnya pada 1997, Inggris menyerahkan kedaulatan Hong Kong kepada Tiongkok.

Muslim di Hong Kong banyak yang datang bersamaan dengan kedatangan koloni Inggris, yang menjadikan wilayah ini sebagai basis dagang East India Company.  Untuk menjaga kawasan Hong Kong, Inggris mempekerjakan tentara yang berasal dari India yang kebanyakan adalah Muslim.

Islam menarik perhatian penduduk setempat. Jumlah penganut Islam pun semakin banyak. Orang Tiongkok di daerah ini yang kemudian memutuskan untuk masuk Islam dikenal dengan nama Hui, hingga kini Umat Muslim di Hong Kong mencapai 250 ribu jiwa.

Muslim di Hong Kong sebagian besar merupakan orang Tiongkok asli serta warga asal Pakistan, Malaysia, Filipina, Arab, Afrika, dan negara lainnya, dan banyak pula yang merupakan keturunan campuran antaretnis.

Di antara muslim Hong Kong juga banyak yang berasal dari Indonesia, kebanyakan tenaga kerja rumah tangga yang tergabung dalam Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Anggota PMI di Hong Kong dan Makau sekitar 175 ribu orang, sebagian tergabung dalam 60 organisasi Islam yang mereka bentuk sendiri dan bernaung di bawah Persatuan Organisasi Muslim Indonesia (POSMI).

ANTARA