Inspirasi Mendikbud soal Buka Puasa Bersama pada Ramadan

Mendikbud, Anies Baswedan melakukan senam bersama para guru saat acara Harmoni bersama masyarakat di kawasan Senayan, Jakarta, 24 April 2016. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Mendikbud, Anies Baswedan melakukan senam bersama para guru saat acara Harmoni bersama masyarakat di kawasan Senayan, Jakarta, 24 April 2016. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan membagikan inspirasinya yang menarik soal silaturahmi selama bulan Ramadan ini.

Berbagai ajang buka puasa bersama yang marak selama bulan puasa ternyata bisa memicu diskusi panjang tentang berbagai gagasan baik untuk kemajuan bersama. Simak tulisannya di bawah ini:

Ramadhan dan Silaturahmi

Oleh Anies Baswedan

Ramadhan menjadi istimewa bukan hanya secara spiritual, melainkan juga sosial. Pada bulan Ramadhan kita berkesempatan untuk memperkuat hubungan dengan Allah (hablun min Allah) dan hubungan antarmanusia (hablun min al-nas).

Selain meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah langsung dengan berpuasa, shalat atau membaca Al-Quran, kita bisa lebih menjalin silaturahmi dengan sanak saudara, handai taulan, atau kolega pada Ramadhan.

Meski kegiatan pada Ramadhan tetap padat, kita rela meluangkan waktu untuk bertemu-kangen dengan saudara atau teman dalam acara buka puasa bersama. Bahkan tak jarang dalam acara buka puasa bersama itu kita bisa bertemu beberapa teman atau sanak saudara sekaligus.

Ini satu kesempatan yang jarang kita dapatkan pada hari-hari biasa. Tentu tradisi baik masyarakat Indonesia ini mesti kita jaga dan lestarikan.

Pada proses silaturahmi inilah kita mempererat persaudaraan atau perkerabatan dan lebih menghangatkan hati kita masing-masing. Hati yang hangat akan membuka percakapan dan diskusi yang hangat pula.

Dalam silaturahmi itu kita bisa mengetahui kondisi dan situasi yang dialami teman atau saudara-saudara kita. Mereka sedang apa, sudah melakukan apa, dan punya gagasan atau gerakan apa.

Dari situ biasanya bermunculan berbagai gagasan atau gerakan positif yang bisa kita sumbangkan untuk kebaikan keluarga dan bangsa.  Selanjutnya, kita bisa saling membantu dalam kebaikan.

…dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan saling menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (QS. Al-Maidah [5] ayat 2)

Sebagai bagian dari kebaikan, seyogyanya dalam silaturahmi yang kita jalin itu kita membahas gagasan. Ya, bertukar gagasan dan praktik baik akan lebih bermanfaat untuk kemanusiaan ketimbang membicarakan aib orang. Membicarakan aib orang akan habis tuntas dalam hitungan jam, dan hanya berbuntut kepada permusuhan, sesuatu yang sudah dengan gamblang dilarang dalam ayat di atas.

Membincangkan gagasan dan praktik baik itu akan panjang dan tak bakal habis-habis. Bahkan bila ternyata gagasan itu membawa perubahan maka ia akan menjadi amal yang pahalanya senantiasa mengalir setelah kita wafat sekalipun.

Jika seseorang meninggal maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang senantiasa mendoakannya. (H.R. Muslim)

Ramadhan sering juga disebut sebagai bulan rahmah, bulan kasih sayang. Adalah tepat bila kita senantiasa meningkatkan rasa kasih sayang kita, salah satunya, melalui silaturahmi.

Mari kita pererat tali persaudaraan dan perkerabatan pada Ramadhan ini; mari saling menjaga dan mendukung setiap ikhtiar kebaikan.  

(*)