Pedagang Malioboro Masih Libur  

Jalan Malioboro, Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo.
Jalan Malioboro, Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pedagang kaki lima di Jalan Malioboro, Yogyakarta, memilih libur pada Ramadan ini. Karena itu, tak berani memasang target omzet.

"Liburan sekarang berbarengan tahun ajaran baru. Kebutuhan untuk anak sekolah banyak. Ini pasti jadi pertimbangan wisatawan berbelanja," ujar Andi Sujiyanto, pedagang lapak makanan pecel lele 'Handayani', saat ditemui Tempo di Malioboro, Senin, 4 Juli 2016.

Sujiyanto menambahkan, hingga H-2 Lebaran, pedagang kaki lima di Malioboro juga sebagian masih memilih libur. Sebab omzet saat Ramadan biasanya relatif rendah, berat diongkos operasional. "Paling banter hanya 30-40 porsi. Lewat jam 15.00 WIB sudah sepi. Pedagang pilih simpan energi, siapkan stok untuk sehabis Lebaran," ujar pria asal Gunungkidul itu.

Sujiyanto menambahkan, pedagang tak berani mematok omzet, karena situasi Malioboro yang kini steril parkir roda dua. "Dulu sebelum dan usai Lebaran banyak klub-klub motor luar langsung parkir, makan di Malioboro. Sekarang sudah enggak ada lagi," ujarnya.

Dengan pertimbangan situasi itu, kalangan pedagang belum merencanakan memasang tarif baru. "Meski harga bahan kebutuhan pokok naik, harga baru belum kami pikirkan. Yang penting ramai saja sudah cukup," ujarnya.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kebun Binatang Gembira Loka Khrisyanto Agung Wibowo menyatakan tarif baru libur Lebaran akan berlaku mulai 6-17 Juli. Dari Rp 30 ribu menjadi Rp 35 ribu.

Liburan Lebaran di Gembira Loka mengaku hanya bisa memaksimalkan kenyamanan pelayanan. Belum ada wahana baru ditambah pasca-area itu pada Maret lalu diamuk angin kencang dan pembersihan 300 pohon tua selama dua bulan hingga Mei.

Agung mengatakan akibatnya sejumlah pengerjaan wahana baru seperti Taman Karnivora juga molor. "Libur Lebaran ini akan didominasi keluarga. Setelah itu baru rombongan sekolah. Setelah libur resmi selesai, seperti tradisi," katanya.

PRIBADI WICAKSONO