TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Sodik Mudjahid menilai sidang isbat yang digelar setiap tahun untuk menentukan hari-hari besar umat Islam tak perlu dilakukan. Menurut dia, teknologi modern dan banyaknya pakar muslim dalam bidang astronomi memiliki kemampuan yang mumpuni dalam menghitung kalender.
"Memang benar untuk penetapan hari-hari penting perlu kehati-hatian," kata Sodik dalam pernyataan tertulisnya, Senin, 4 Juli 2016. "Tapi umat Islam Indonesia sudah mampu menghitung secara akurat tibanya hari-hari raya Islam."
Menurut Sodik, sidang isbat seharusnya dilakukan beberapa tahun sebelumnya untuk menetapkan kalender Hijriah yang akan berlaku puluhan tahun. Cara ini bisa membawa kepastian jauh lebih awal tentang tibanya hari-hari raya.
Selain itu, sidang isbat yang tak digelar saban tahun bisa menghemat energi. "Terutama energi psikologis ketika berbeda pendapat dalam sidang isbat," kata Sodik.
Sodik berharap kalender Hijriah bisa ditetapkan permanen seperti kalender Masehi jauh sebelum jatuhnya hari-hari besar tersebut. Dengan demikian, pada H-1 hari raya Islam nanti, Menteri Agama hanya mengingatkan dan mengukuhkan kembali tanpa harus menggelar sidang isbat lagi.
Hari ini, pemerintah akan menggelar sidang isbat di Kementerian Agama. Sidang akan dihadiri ahli astronomi, ahli falak, beberapa pemimpin masjid Islam, duta besar negara sahabat atau perwakilan, dan tim pengamat hisab dari Kementerian Agama.
MAYA AYU PUSPITASARI