Meriahkan Malam Takbir, Purwakarta Gelar Karnaval Ngadulag  

Sejumlah peserta beraksi menabuh bedug saat gelaran Festival Bedug Takbiran tingkat provinsi Sulawesi Selatan di Lapangan Syeh Yusuf, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 11 Juli 2015. TEMPO/Fahmi Ali
Sejumlah peserta beraksi menabuh bedug saat gelaran Festival Bedug Takbiran tingkat provinsi Sulawesi Selatan di Lapangan Syeh Yusuf, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 11 Juli 2015. TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.COPurwakarta - Sebanyak 999 dulag atau beduk bakal memeriahkan Karnaval Ngadulag 2016 pada malam takbir Idul Fitri di Purwakarta, Jawa Barat. "Pesertanya sudah siap semua, panitia tinggal menunggu penetapan malam hari raya," kata salah seorang panitia kegiatan Karnaval Ngadulag 2016, Asep Supriatna, Senin, 4 Juni 2016. 

Asep menuturkan Karnaval Ngadulag 2016 sudah dilaksanakan sejak tiga tahun lalu. "Bahkan sudah memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) saat kegiatan ini pertama kali dihelat," ujarnya.

Menurut Asep, Karnaval Ngadulag telah menjadi agenda pariwisata pada akhir Ramadan atau malam takbiran. "Masyarakat Purwakarta, sekitar Jabotabek, dan Bandung, sangat menantikan perhelatan alat perkusi tradisional Islam ini," ucapnya.

Karnaval Ngadulag 2016, kata dia, akan mengelilingi jalan-jalan protokol kota. Jalan Sudirman, yang menjadi pusat kota, akan disterilkan dari kendaraan. Adapun lokasi startnya masih dua kemungkinan, yakni halaman Masjid Agung Baing Yusuf atau gedung kembar Nakula-Sadewa di Jalan Kolonel Kornel Singawinata.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengimbuhkan Festival Ngadulag 2016 merupakan pengejawantahan dari toleransi beragama yang terus dikembangkan di daerahnya. "Ketika di daerah lain takbir keliling dilarang, di kami justru sengaja dikarnavalkan," tuturnya. 

Dia mengaku tak khawatir terjadi gesekan sesama peserta saat berlangsungnya Karnaval Ngadulag, meski acara itu melibatkan ribuan muslim. Menurut Dedi, aparat pemerintah daerah, kepolisian, dan TNI bersinergi melakukan pengamanan dengan cara-cara persuasif. 

"Makanya, saban ada Karnaval Ngadulag, enggak pernah ada konflik apa pun. Para peserta malah saling bergembira sambil bertakbir keliling," katanya. 

Dedi mengaku akan terlibat langsung dalam kegiatan itu. "Sebab mengasyikkan dan mengharukan karena ada perpaduan tetabuhan dulag yang dibarengi takbir berjemaah," ujarnya.

NANANG SUTISNA