BMKG: Hari Lebaran di Yogyakarta Berpeluang Hujan  

Jalan Malioboro, Yogyakarta. ANTARA/Noveradika
Jalan Malioboro, Yogyakarta. ANTARA/Noveradika

TEMPO.COYogyakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyatakan, pada libur Lebaran ini, curah hujan rata-rata di wilayah Yogyakarta masuk kategori rendah. Meskipun hampir setiap hari, khususnya sore, langit di Yogya mendung, menurut hasil analisis BMKG pada dasarian pertama Juli ini, rata-rata kekuatan curah hujan di lima kabupaten/kota di DIY hanya berkisar 0-50 milimeter.

"Namun kemungkinan terjadi hujan masih di atas 70 persen," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Etty Wahyuningsih kepada Tempo, Ahad petang, 3 Juli 2016.

Etty merinci, wilayah yang memiliki probabilitas hujan tertinggi di DIY saat Lebaran yang jatuh pada pekan pertama Juli ini adalah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, dengan kemungkinan hujan 80-90 persen dan curah hujan 10-50 milimeter.

Sedangkan di Kabupaten Gunungkidul dan Bantul, peluang hujan 70-90 persen dengan curah hujan 0-20 milimeter per hari di Bantul dan 10-50 milimeter di Gunungkidul. Persentase hujan paling rendah pada dasarian pertama Juli ini di DIY terdapat di Kabupaten Kulonprogo dengan peluang 70-80 persen dan curah hujan 0-50 milimeter. Pada kemarau basah pertengahan tahun ini, BMKG menyebutkan suhu rata-rata minimum berkisar 19-24 derajat Celsius dan saat maksimum 28-31 derajat Celsius.

Kepala Seksi Pengendalian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DIY Sigit Saryanto menuturkan arus mudik di wilayah Yogyakarta telah terjadi sejak Sabtu, 2 Juli (H-4), dan puncaknya pada Senin, 4 Juli (H-2). Meski demikian, belum semua kendaraan pemudik memadati kawasan pusat kota, seperti Malioboro dan jalur utama perkotaan lain. "Seusai lebaran dan silaturahmi, baru kawasan kota yang akan padat," kata Sigit. 

Pantauan Tempo pada Sabtu dan Minggu, 2-3 Juli, jalur penyangga menuju Malioboro, seperti Jalan H.O.S. Cokroaminoto, R.E. Martadinata, dan juga Jalan Wates, belum terlampau padat. Namun, di bagian selatan Kota Yogyakarta, seperti Jalan Brigjen Katamasi (dari arah Jalan Parangtritis) sampai Jalan Mataram (masuk Malioboro), kepadatan justru tampak menonjol.

PRIBADI WICAKSONO