Lebih Baik Tidak Berangkat daripada Tidak Pernah Sampai  

Editor

Erwin prima

Sejumlah kendaraan menunggu memasuki kapal untuk menyeberangi Selat Sunda di Pelabuhan Merak, Banten, 2 Juli 2016 malam. Diperkirakan, pemudik yang melalui Pelabuhan Merak ini jumlahnya naik sebesar lima persen daripada tahun sebelumnya. ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Sejumlah kendaraan menunggu memasuki kapal untuk menyeberangi Selat Sunda di Pelabuhan Merak, Banten, 2 Juli 2016 malam. Diperkirakan, pemudik yang melalui Pelabuhan Merak ini jumlahnya naik sebesar lima persen daripada tahun sebelumnya. ANTARA FOTO/Andika Wahyu

TEMPO.COJakarta - Kepala Sub-Tata Usaha Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Ahmad Syarif mengimbau para pemudik memprioritaskan keselamatan saat menjalani mudik.

“Kami punya moto 'Lebih Baik Tidak Berangkat daripada Tidak Pernah Sampai'," kata Syarif dalam diskusi di Terminal Rawamangun, Jakarta, Ahad, 3 Juli 2016.

Terkait dengan hal itu, ia mengimbau para pemudik tidak memaksakan diri mudik menggunakan sepeda motor. Menurut dia, saat ini sudah banyak pilihan alternatif mudik yang memadai, baik dari pemerintah maupun swasta. 

Khusus pemudik yang menggunakan moda transportasi bus, Syarif mengimbau untuk memperhatikan stiker bertulisan “Angkutan Mudik 2016”. Pasalnya, bus-bus yang sudah berstiker tersebut berarti sudah dinyatakan lulus uji keselamatan oleh Dinas Perhubungan. 

Syarif mengatakan, dalam proses pengecekan, perusahaan angkutan yang busnya dinyatakan tidak layak harus mengganti busnya dengan yang lulus uji kelayakan.

“Kalau ada yang kurang dan bermasalah, ada pemaksaan untuk pihak PO segera mengganti bus dengan yang layak. Itu sudah kami lakukan di Terminal Kalideres. Kami minta penumpang turun dan penggantian bus kepada perusahaan,” ujarnya. 

Sejauh ini, Syarif melihat pihak perusahaan penyedia selalu siap dan berusaha memenuhi standar untuk mobilnya. 

INGE KLARA SAFITRI