Tol Cipali Macet, Pemudik Pilih Jalur Pantura

Editor

Zed abidien

Kendaraan roda dua melintas di jalan raya Pusakanagara perbatasan Subang dan Indramayu, Jawa Barat, 1 Juli 2016. Ramainya pemudik yang meintasi jembatan tersebut, dimanfaatkan warga sekitar untuk meminta sedekah dengan cara memegang sapu lidi. ANTARA FOTO
Kendaraan roda dua melintas di jalan raya Pusakanagara perbatasan Subang dan Indramayu, Jawa Barat, 1 Juli 2016. Ramainya pemudik yang meintasi jembatan tersebut, dimanfaatkan warga sekitar untuk meminta sedekah dengan cara memegang sapu lidi. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Subang - Jalur utama Pantai Utara (pantura) Subang, Jawa Barat, pada puncak arus mudik lebaran yang berlangsung sejak H-4 dan H-3 atau Sabtu dan Ahad hari ini tampak ramai lagi.

Pantauan Tempo pagi ini menunjukan arus kendaraan roda empat yang datang dari arah Jakarta menuju Cirebon di sepanjang ruas Gamon-Pamanukan-Pusakanagara tampak ramai. Kendaraan mobil saling berhimpitan dengan pemudik bersepeda motor yang masih merajai jalur mudik jalan reguler itu.

Para pemudik kendaraan roda empat sepanjang menyusuri jalur utama Pantura Subang secara beriringan mengambil lajur kanan untuk menghindari terjadinya senggolan dengan pemudik bermotor. Begitu pula pemotor secara tertib menggunakan lajur kiri.

Pada musim mudik lebaran tahun lalu, ruas jalur pantura Subang yang sebelumnya selalu menjadi biang kemacetan, sempat lumpuh akibat arus kendaraan roda empat yang menghubungkan pantura Cikampek-Cirebon itu, bermigrasi ke ruas jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang saat itu baru dioperasikan.

Saat itu volume arus mudik yang bermigrasi dari jalur pantura ke tol Cipali mencapai 90 persen, sehingga jalan pantura Subang  menjadi lengang. Dan kegiatan bisnis rumah makan dan warung dadakan saat arus mudik yang banyak berdiri di pinggiran jalan pun gulung tikar.

Suhartono, pemudik asal Yogyakarta yang mudik dengan mobil jeep barunya, saat ditemui di SPBU Pamanukan mengatakan, setelah mudik lebaran tahun lalu menjajal jalan tol Cipali dan terjebak macet, sekarang balik lagi ke jalur lama dan jauh dari kemacetan. "Apalagi setelah memantau arus mudik di tol Cipali saat ini, melalui media massa terus mengalami kemacetan, kami memutuskan mudik lewat jalur pantura saja, biar lebih aman dan nyaman," katanya.

Suhartono mengungkapkan, banyak pula pemudik roda empat lainnya yang kini menggunakan jalur pantura lagi. "Jalanan jadi ramai lagi, tapi, nggak ada macet. Kecepatan pacu kendaraan pun bisa antara 80-100 kilometer per jamnya," ujarnya.

Artinya, waktu tempuh ke Cirebon via jalur pantura dengan pemudik lain yang menggunakan jalan tol terpanjang dengan tarif termahal di antara jalan tol di Indonesia itu, nggak jauh beda.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Subang, Ajun Komisaris Sujana, mengatakan, volume arus mudik kendaraan roda empat yang menggunakan jalur utama pantura sekarang menunjukan peningkatan yang cukup signifikan. "Perbandingannya, 70 persen pemudik bersepeda motor dan 30 pesennya pemudik roda empat," ujar Sujana.

Padahal pada saat berlangsungnya puncak arus mudik tahun lalu angka perbandingannya ada di angka 90 persen sepeda motor dan hanya 10 persen roda empat. Hal ini terjadi karena adanya kemacetan di tol Cipali, terutama di lokasi keluar masuk rest area dan pintu gerbang utama tol Palimanan.

NANANG SUTISNA