Ini Takjil Khas Gratis di Masjid Tua Semarang

Sejumlah jamaah ikuti Salat Ashar berjamaah di Masjid Agung Kauman Semarang, 9 Juni 2016. Salat Ashar berjamaah dilakukan jelang dimulainya Ngaji Semaan. TEMPO/Budi Purwanto
Sejumlah jamaah ikuti Salat Ashar berjamaah di Masjid Agung Kauman Semarang, 9 Juni 2016. Salat Ashar berjamaah dilakukan jelang dimulainya Ngaji Semaan. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Semarang - Sejumlah masjid tua di Kota Semarang tak hanya memberikan buka gratis selama Ramadan. Para pengurus masjid juga mempertahankan tradisi membagikan menu khas yang dilakukan sejak lama.

Di Masjid Jami' Pekojan, Jalan Petolongan, misalnya, yang menyuguhkan bubur India saat berbuka. "Kami sediakan gratis,” kata Imam Besar Masjid Jami' Pekojan, KH Idris Muhammad, kepada Tempo, dua pekan lalu. Dia menyatakan masakan itu disediakan secara khusus sejak sebelum masa penjajahan. Masjid itudikenal banyak disinggahi pedagang lintas negara, mulai India, Pakistan dan Arab.

Tercatat setiap hari rata-rata pengelola masjid mengolah 20 kilogram beras yang dimasak menjadi bubur dan dibagikan untuk ratusan orang. Peneriman bukan hanya masyarakat sekitar, tukang becak dan kuli panggul Pasar Johar, juga kerap berbuka di masjid tua itu. “Siapa pun yang hadir saat magrib pasti bisa menikmati,” ujar Idris.

Bubur yang disajikan tak jauh beda dengan dengan bubur beras pada umumnya. Menurut Idris, yang membedakan adalah proses pembuatan dan bumbu berupa rempah-rempah. Ia menyebutkan makanan sajian Ramadan itu direbus dengan bumbu berupa santan kelapa, garam, bawang merah, bawang putih, jahe, serai, pandan wangi, kayu manis, dan cengkeh. Ketimbang nasi, bubur India dinilai cocok bagi orang yang berpuasa karena pencernaan yang seharian kering.

Tak hanya Masjid Jami' Pekojan, Masjid Kauman atau Masjid Agung Semarang di Jalan Alun-alun Barat juga punya budaya membagikan makanan gratis berbuka selama Ramadan. Selain membagikan aneka makanan sumbangan para pedagang Johar yang tak jauh dari masjid, pengelola juga rutin membagikan air zamzam. “Air dari sumber mata air di Mekkah itu itu menjadi salah satu menu utama selain takjil,” kata Muhaimin, takmir masjid itu.

Dia mengatakan Masjid Agung Semarang menyediakan ribuan liter air zamzam selama bulan Ramadan 1437 hijriyah ini. Pengelola biasa menyajikannya dengan tiga butir kurma. “Terdapat sekitar 400 sajian takjil spesial kami bagikan di masjid saat buka puasa,” kata Muhaimin.

Sementara jika Anda ingin mencicipi kopi Arab, bisa berbuka di Masjid Layur, Kelurahan Dadapsari, Semarang Utara. Di sana, kopi Arab disuguhkan setiap waktu buka puasa, bersama kurma. “Sajian kopi Arab itu sudah menjadi tradisi turun temurun sejak masjid berdiri di tahun 1802,” kata Nurul, takmir masjid Layur.

Kopi Arab yang disjaikan merupakan kombinasi kopi yang dipadu dengan beragam rempah-rempah seperti jahe, daun pandan, cengkeh dan kayu manis. Aneka rempah-rempah yang dicampur dengan kopi itu memberikan rasa dan aroma yang khas. “Rempah-rempah dalam kopi berfungsi menyegarkan tubuh,” kata Nurul.

Dia menyebutkan saban hari ia menyediakan sekitar 50 porsi kopi arab dengan aneka makanan, seperti kurma, nasi bungkus. dan gorengan. “Kopi kami sediakan, sedangkan warga sekitar masjid memberikan menu lainnya untuk para musafir yang berbuka disini,'' ujar Nurul.

 EDI FAISOL