Ini Daerah Rawan Longsor di Jalur Mudik Jawa-Bali  

Editor

Erwin prima

Alat berat disiagakan di titik rawan longsor di jalur tengah Cadas Pangeran, Sumedang, Jawa Barat, 27 Juni 2016. TEMPO/Prima Mulia
Alat berat disiagakan di titik rawan longsor di jalur tengah Cadas Pangeran, Sumedang, Jawa Barat, 27 Juni 2016. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Para pemudik yang melintas di jalur utama atau alternatif di Pulau Jawa harus ekstrahati-hati di tengah cuaca musim kemarau yang basah pada 2016.

Berdasarkan peta rawan longsor keluaran terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ancaman longsor tersebar dari Banten sampai Bali.

Jalur yang terancam longsor, antara lain, ada di Kerta Gunungkendeng di Banten dan sepanjang jalur Pelabuhan Ratu-Sukabumi, dari Sempur sampai Cigombong. Dari Subang sampai Sumedang, titik longsor terpantau di ruas alternatif Karangbungur-Ujungjaya.

Di jalur alternatif Nagrek-Garut-Singaparna, ancaman longsor ada di Celengsing dan Salawu, kemudian jalur Cikijing-Kawali di Ciamis dan jalur utama Wanareja-Karang Pucung-Lumbir.

Di Jawa Tengah, ancaman tanah longsor ada di jalur alternatif Baturaden, Watukumpul, Peninggaran, dan Karang Kobar ke arah Banjarnegara atau Kajen. Juga jalur alternatif Sukorejo-Singaraja-Ungaran.

Masuk Jawa Timur, potensi tanah longsor di jalur utama dan alternatif membentang dari Pacitan sampai Trenggalek dan Tulungagung. Adapun di Pulau Bali, potensi longsor berada di pesisir utara Tejakula dan Kubu.

Selain di jalur arus mudik tersebut, lokasi rawan longsor terpetakan di daerah seperti Ciawi Bogor, Jawa Barat selatan, dan pedalaman Jawa Tengah.

ANWAR SISWADI