Atasi Macet di Gerbang Tol, Jasa Marga Jemput Bola  

Editor

Erwin prima

Kendaraan mengantre di pintu keluar Tol Brebes Timur, Jawa Tengah, Kamis, 30 Juni 2016. Pada H-6 Lebaran, sejumlah pemudik mulai melewati jalan tol Pejagan-Brebes Timur yang baru diresmikan pada 2016 itu. ANTARA/Rosa Panggabean
Kendaraan mengantre di pintu keluar Tol Brebes Timur, Jawa Tengah, Kamis, 30 Juni 2016. Pada H-6 Lebaran, sejumlah pemudik mulai melewati jalan tol Pejagan-Brebes Timur yang baru diresmikan pada 2016 itu. ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Jasa Marga Adityawarman mengatakan pihaknya akan melakukan berbagai upaya agar tak terjadi kemacetan di gerbang-gerbang tol menuju tempat tujuan mudik. Salah satu caranya adalah dengan membuat petugas penjaga pintu tol mobile, mendekati pengendara saat macet.

“Kalau normal, kan, petugas di gerbang tol. Karena ini khusus, kami jemput bola,” ucap Adityawarman saat ditemui di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat, 1 Juli 2016.

Adityawarman berujar, nantinya dalam keadaan yang macet di pintu tol, akan ada para petugas yang mendekati mobil-mobil pengguna jalan dan memberi tiket-tiket tol.

Selain langkah itu, yang akan dilakukan Jasa Marga adalah membulatkan tarif tol. Hal ini dilakukan agar para pengguna jalan tol makin mudah dan cepat dalam bertransaksi, sehingga antrean kendaraan tidak panjang. “Misalnya Rp 50.500 kami bulatkan menjadi Rp 50 ribu.”

Ketika ditanyai mengenai target pendapatan yang akan didapat Jasa Marga pada musim mudik ini, Adityawarman terlihat enggan menjawab. Dia mengatakan pihaknya hanya menginginkan masyarakat senang di perjalanan. “Yang penting lancar dan aman,” ujarnya.

Adityawarman juga mengapresiasi langkah operator jalan tol dan sejumlah bank dalam pengintegrasian pembayaran tol di ruas-ruas jalan tol yang terbentang dari Cikarang Utama sampai Brebes Timur. Menurut dia, hal itu akan sangat membantu masyarakat, karena mereka hanya akan menemui gerbang tol sebanyak tiga kali. “Kami enggak bicara ego lagi jadinya.”

DIKO OKTARA