Jalur Selatan Rawan Longsor, Bandung Siapkan 3 Alat Berat  

Editor

Zed abidien

Kendaraan melintas di jalan nasional Lingkar Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (22/7). Akibat kegiatan tambang galian C yang diduga ilegal yang berada di sisi kanan jalur semi tunnel, lintasan utama arus balik mudik Lebaran ini sangat rawan longsor. TEMPO/Prima Mulia
Kendaraan melintas di jalan nasional Lingkar Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (22/7). Akibat kegiatan tambang galian C yang diduga ilegal yang berada di sisi kanan jalur semi tunnel, lintasan utama arus balik mudik Lebaran ini sangat rawan longsor. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Bandung menyiagakan tiga alat berat berjenis beko untuk mengantisipasi terjadinya longsor di jalur alternatif saat musim mudik Lebaran 2016. Dua di antara alat berat itu masing-masing akan ditempatkan di dua jalur alternatif di Kabupaten Bandung.

"Kami siapkan tiga alat berat. Dua di antaranya masing-masing akan disiapkan di jalur alternatif Cukang Monteng dan di Cijapati. Sedangkan satu lagi kami siagakan di sini untuk berjaga-jaga," ujar Kepala Dinas PU Bina Marga Agus Nuria saat ditemui wartawan seusai pengecekan jalur mudik di Nagreg, Kabupaten Bandung, Jumat, 1 Juli 2016.

Saat ini ada dua jalur alternatif yang bisa dilalui para pemudik di jalur selatan Kabupaten Bandung, di antaranya Jalan Raya Cijapati dan jalur Ibun melalui jembatan Cukang Monteng. Jalur Cijapati biasa dilalui para pemudik dari arah barat melalui Majalaya, kemudian tembus menuju Cikancung, Kabupaten Bandung, hingga Kadungora, Kabupaten Garut.

Jalur Ibun di Kabupaten Bandung melalui Kamojang menjadi jalan penghubung menuju Samarang, Kabupaten Garut. Untuk para pemudik dengan arah tujuan Garut hingga Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, sebaiknya menggunakan jalur Ibun lantaran jarak yang ditempuh lebih pendek daripada melalui jalur Cijapati atau Nagreg. Namun para pemudik tetap harus waspada lantaran trek di jalur Ibun yang cukup menanjak rawan longsor.

Di jalur Ibun setelah melewati jembatan Cukang Monteng memang terdapat tebing setinggi 10 meter yang tepat berada di dua sisi jalan. Tebing itu memang cukup membahayakan mengingat belum dipasangi kirmir, sehingga rawan terjadi longsor. "Ke depan, kita akan melakukan penyempurnaan, salah satunya dengan memasang kirmir di tebing Cukang Monteng,"

Selain menyiagakan tiga alat berat, Agus menuturkan telah menempatkan posko Bina Marga di tiap lokasi jalur alternatif guna memaksimalkan pelayanan para pemudik yang melintasi jalur selatan Kabupaten Bandung.

"Itu kan kami prediksi rawan longsor, jadi kami siagakan alat berat untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Tapi mudah-mudahan lancar, ya. Di sana juga kita ada pos Bina Marga," katanya.

AMINUDIN A.S.