Komunitas Ini Nekat Mudik Pakai Sepeda  

Putut, Mayang, Fifi dan Ganjar, dari Indonesia Bike to Work Community Jakarta, setelah beristirahat saat melakukan perjalanan mudik menggunakan sepeda di Ciasem, Pantura Subang, Jawa Barat, 11 Juli 2015. TEMPO/Nanang Sutisna
Putut, Mayang, Fifi dan Ganjar, dari Indonesia Bike to Work Community Jakarta, setelah beristirahat saat melakukan perjalanan mudik menggunakan sepeda di Ciasem, Pantura Subang, Jawa Barat, 11 Juli 2015. TEMPO/Nanang Sutisna

TEMPO.COKarawang - Mudik menggunakan sepeda kini mulai banyak diminati masyarakat. Bike2work Indonesia mencatat, pada masa mudik Lebaran tahun ini, ada 78 pemudik yang siap menggenjot sepedanya ke kampung halaman masing-masing. Mereka berangkat dari berbagai wilayah Jabodetabek dan berbagai kota di Jawa Barat.

Setiap tahun, organisasi yang memiliki misi meningkatkan jumlah pengguna sepeda itu mengkoordinasi para “goweser” yang akan mudik dengan sepedanya. Poetoet Soedarjanto, 47 tahun, pengurus pusat bike2work Indonesia, menuturkan saat ini sebagian goweser mulai melakukan perjalanan ke kampung halaman masing-masing.

"Ada yang berangkat sendiri, ada yang berdua, atau berkelompok," ujar Poetoet saat berbalas WhatsApp dengan Tempo, Kamis, 30 Juni 2016.

Pria yang masuk nominasi Tokoh Metro 2016 versi Koran Tempo itu berperan sebagai koordinator pendataan para pemudik dengan sepeda. Ia mendata dan menghubungkan para goweser selama mudik di berbagai media sosial.

Para peserta aktif berkomunikasi di berbagai media sosial dengan tanda pagar #GowesMudik2016. Di media sosial yang dikoordinasi Poetoet, sesama peserta saling berbagi informasi, dari persiapan hingga ke tujuan. "Kami berbagi informasi mengenai perlengkapan dan tip ketika bersepeda jarak jauh. Para goweser juga bisa saling memberi tahu jalur yang berbahaya," tuturnya.

Poetoet mengatakan, dalam mudik tahun ini, para pemudik terbagi menjadi tiga kelompok, yakni kelompok yang menggunakan jalur utara, jalur selatan, dan lintas pulau, seperti trans-Sumatera.

Peserta yang menggunakan jalur Pantura tercatat paling banyak. Menurut data yang diberikan Poetoet, ada 58 goweser yang melewati jalur utara, 18 goweser melewati jalur selatan, dan 5 goweser melalui lintas pulau dan trans-Sumatera. "Itu yang tercatat, yang tidak tercatat ada juga," ucapnya.

Untuk tempat melepas lelah, #GowesMudik2016 mendirikan 15 posko relawan yang tersebar di jalur utara dan selatan Jawa. "Tanggal 1 Juli nanti, rombongan goweser akan rehat di salah satu posko di Karawang," katanya. "Kelompok itu jadi rombongan terbanyak dengan jumlah 15 orang + 5," katanya. 

Poetoet berharap para pemudik dengan kendaraan bermotor ikut solider terhadap rombongan goweser. Pria yang sudah mudik dengan sepeda sejak 2012 ini pun mengapresiasi para polisi yang selalu siaga mengamankan para pesepeda. "Sejauh ini polisi, menurut kami, sudah sangat baik dalam menjalankan tugas, hanya pengguna jalan saja kadang-kadang ada yang songong," ujarnya.

Ia tidak ingin kejadian buruk yang menimpa goweser saat mudik pada 2013 terulang. Saat itu, ada goweser yang menjadi korban pengendara songong. "Just say, share the road, please. Tiga tahun lalu, ada teman mudik celaka saat bersepeda dari Probolinggo ke Malang," kata Poetoet.

HISYAM LUTHFIANA