TEMPO.CO, Jakarta - Kepadatan kendaraan untuk arus mudik diprediksi terjadi akhir pekan ini. “Diprediksi Jumat hingga Minggu akan terjadi kepadatan,” kata Sekretaris Jenderal Kementrian Perhubungan, Sugihardjo, saat melakukan sidak ke Terminal Harjamukti, Kota Cirebon, Kamis, 30 Juni 2016.
Saat itu jutaan kendaraan, baik motor maupun kendaraan pribadi, termasuk bus akan bergerak dari Jakarta menuju sejumlah derah di Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Untuk mobil pribadi diprediksi akan ada sebanyak 2,47 juta kendaraan yang akan keluar dari Jakarta.
Jumlah ini mengalami kenaikan dari 2015 lalu yang hanya 2,37 juta. Sedangkan untuk pemudik yang menggunakan motor diprediksi akan ada sebanyak 5,6 juta motor yang melewati pantura, naik dibandingkan 2015 yang hanya 3,7 juta motor.
Sugihardjo menambahkan jika kecelakaan selama arus mudik dan balik didominasi pemudik yang menggunakan motor. “Jadi khusus untuk pemudik yang menggunakan motor, kami himbau untuk beristirahat di rest area yang ada di sepanjang jalur pantura,” kata Sugihardjo.
Kepolisian sudah menyiapkan rest area yaitu sejumlah polsek yang difungsikan sebagai tempat beristirahat pemudik dengan sejumlah fasilitas. “Tak perlu takut, jika lelah, beristirahat di rest area yang sudah disiapkan,” kata Sugihardjo.
Kementerian Perhubungan juga melakukan pemeriksaan angkutan umum menjelang lebaran. Dalam inspeksi di Bandung, Rabu, 29 Juni 2016, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto Iskandar mengatakan, sudah 11 ribu bus dari 14 ribu bus yang menjalani pemeriksaan kelaikan menghadapi arus angkutan Lebaran.
“Target angkutan Lebaran ini zero incident, sehingga Menteri Perhubungan mengantisipasi dengan melakukan ramp check. Tahun lalu hanya sampel, tahun ini seluruh moda dilakukan inspeksi,” kata Pudji di Bandung, Rabu, 29 Juni 2016.
Pudji mengatakan, menjelang angkutan Lebaran tahun ini sekitar 14 ribu bus yang tersedia. “Pemeriksaan masih terus berjalan, dan sudah dilakukan sampai hari ini 11 ribu (bus), kurang lebih 90 persen laik jalan,” kata dia.
Menurut Pudji, pemeriksaan yang dilakukan serentak dilaksanakan di 14 provinsi di seluruh Indonesia. “Dari seluruhnya diperkirakan sektiar 10 persen sampai 15 persen yang tidak laik jalan. Itu pun masih dalam proses dia bisa diperbaiki. Mungkin lampu sen dan lampu besarnya longgar, wiper, tapi kalau yang fatal seperti rem tangan serta speedo meter gak jalan harus betul-betul berhenti dulu, diperbaiki dulu baru boleh jalan,” kata dia.
IVANSYAH | AHMAD FIKRI