Kisah Saiyidina Hassan dan Pemuda Badwi  

Editor

Suseno TNR

Ilustrasi. AP/Mohammed Ballas
Ilustrasi. AP/Mohammed Ballas

TEMPO.CO - Saiyidina Hassan bin Ali r.a. adalah tokoh Islam yang sangat dicintai umatnya. Sebagai seorang cucu Rasulullah SAW, beliau ibarat permata karena memiliki budi pekerti yang mulia dan terpuji pada zamannya.

Suatu hari, Hassan sedang duduk di depan pintu rumahnya. Tiba-tiba datang seorang pemuda Badwi yang mencacinya. Anehnya, Hassan hanya mendengarkan tanpa membalas kata-katanya atau berubah raut wajahnya.

Hassan berkata kepada orang itu, “Wahai, Badwi, adakah engkau lapar atau dahaga? Atau adakah sesuatu yang meresahkan hatimu?” Tanpa mempedulikan kata-kata Hassan, pemuda itu terus memaki. Karena itu, Hassan pun menyuruh pembantu rumahnya membawa kantong berisi uang perak yang lantas diberikan kepada pemuda tersebut.

“Wahai Badwi, maafkanlah saya. Hanya ini yang saya miliki. Jika ada yang lebih, tidak akan saya sembunyikan darimu,” katanya. Sikap dan kebaikan Hassan itu akhirnya menyentuh hati pemuda tersebut. 

Pemuda itu pun menangis terisak-isak lantas sujud di kaki Hassan dan berkata, “Wahai cucu baginda Rasulullah SAW, maafkanlah aku karena berlaku kasar kepadamu. Sebenarnya aku sengaja melakukan ini untuk menguji kebaikan budi pekertimu sebagai cucu baginda Rasulullah SAW yang aku kasihi. Sekarang yakinlah aku bahwa engkau mempunyai budi pekerti yang mulia.”

*)Pernah dimuat Koran Tempo edisi 22 Agustus 2011