TEMPO.CO, Madiun - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Madiun, Jawa Timur bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama dan polisi melakukan inspeksi ke sejumlah toko buku, Selasa, 28 Juni 2016. Mereka mengecek keberadaan Al-Quran yang tidak lengkap seperti ditemukan sebelumnya.
"Beberapa hari lalu ada orang yang datang (kepada saya) dengan membawa Al-Quran yang enam suratnya tidak ada. Ini kesalahan fatal," kata Ketua MUI Kota Madiun Sutoyo, di sela inspeksi.
Menurut dia, enam surat yang tidak tercantum dalam satu kitab edisi Al Huda terbitan Karya Agung Surabaya itu adalah Al Fath, Qaaf, Al Hujurat, Ad Dzaryat, At Tur, dan An Najm. Adapun urutan surat lain pada juz 26 juga diketahui tidak berurutan. "Bolak-balik dan tidak sesuai dengan urutan yang semestinya," ujar Sutoyo.
Dari pengakuan warga yang melapor ke MUI, Al-Quran itu baru dibeli dari salah satu toko buku di Jalan Panglima Sudirman. Berdasarkan informasi itu, MUI menganjurkan untuk mengembalikan dan akhirnya mendapat ganti Al-Quran yang diterbitkan penerbit lain.
MUI kemudian mendatangi toko buku yang bersangkutan. Dari keterangan pemilik toko, ada tiga Al-Quran dari penerbit Karta Agung Surabaya yang telah terjual. Satu di antaranya telah dikembalikan ke toko karena diketahui tidak lengkap. "Untuk dua yang lain tidak diketahui keberadaannya," ujar Sutoyo.
Untuk menghindari meluasnya peredaran Al-Quran tidak lengkap, MUI mengimbau warga melakukan pengecekan kelengkapan surat di dalamnya. Selain itu, Sutoyo akan berkoordinasi dengan MUI Provinsi Jawa Timur tentang temuan tersebut.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Madiun M. Amir Sholehuddin mengatakan bakal berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur dan Surabaya. "Jangan sampai Al-Quran yang tidak lengkap beredar, karena kalau dibaca bisa menyesatkan," kata Amir.
NOFIKA DIAN NUGROHO