Ini Alasan Jumlah Pemudik dari Terminal Bekasi Menurun

Editor

Nur Haryanto

Bus Transjakarta, APTB (Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway) di halte transjakarta di terminal Bekasi. ANTARA/Paramayuda
Bus Transjakarta, APTB (Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway) di halte transjakarta di terminal Bekasi. ANTARA/Paramayuda

TEMPO.CO, Bekasi – Jumlah pemudik dari Terminal Kota Bekasi, Jawa Barat, diprediksi menurun. Sejumlah kegiatan mudik gratis yang diselenggarakan pemerintah dan swasta menjadi faktornya. Pemudik yang memilih menggunakan kendaraan pribadi, seperti sepeda motor, juga membuat jumlah penumpang bus menurun.

"Kami memprediksi pemudik di terminal turun 5 persen," kata Kepala Terminal Kota Bekasi Fatikhun pada Senin, 27 Juni 2016.

Ia menyebut, jumlah penumpang di Terminal Bekasi tahun lalu mencapai sekitar 18 ribu orang. Jumlah tersebut terus menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya, yang mencapai lebih dari 20 ribu orang. "Tahun ini kami prediksi jumlah pemudik hanya 17 ribuan penumpang," ucapnya.

Fatikhun menuturkan pemudik dari Terminal Kota Bekasi mayoritas bertujuan ke Jawa Tengah, seperti Solo, Yogyakarta, dan sejumlah daerah lain. Selain itu, banyak yang ke Jawa Barat, seperti Sukabumi, Kuningan, dan lainnya. "Ke daerah Sumatera tidak begitu banyak," ujarnya.

Fatikhun menuturkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi turunnya jumlah pemudik di wilayah setempat. Misalnya maraknya mudik gratis baik dari pemerintah atau swasta serta bertambahnya jumlah penggunaan kendaraan pribadi. "Apalagi musim libur sekolah lebih awal, jadi banyak yang pulang lebih dulu," tuturnya.

Meski demikian, pihaknya menyiapkan 500 armada untuk Lebaran. Rinciannya, 350 bus reguler dan 150 bus cadangan. Pemerintah, kata dia, telah mengecek secara berkala kelayakan armada untuk mengangkut para pemudik ke kampung halamannya. "Yang tidak layak tidak boleh dioperasikan," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana.

Yayan mengakui jumlah penumpang di Terminal Bekasi terus menurun. Menurut dia, penurunan itu terjadi lantaran sejumlah perusahaan dan instansi pemerintah mengadakan program mudik gratis. "Kalau mudik gratis bagus karena menekan angka kecelakaan," tuturnya. "Tapi, yang disayangkan, apabila pemudik yang sebelumnya menggunakan bus, kini membawa sepeda motor."

ADI WARSONO