Semangat Kerja di Bulan Puasa  

Editor

Suseno TNR

REUTERS/Cheryl Ravelo
REUTERS/Cheryl Ravelo

TEMPO.CO, Mojokerto - Puasa saat Ramadan idealnya tak menghalangi aktivitas sehari-hari, termasuk bekerja. Umat muslim yang menjalani ibadah puasa seharusnya semakin semangat. “Justru dengan puasa, kita lebih siap dan terkendali. Sebab, kita merasakan kehadiran Allah di mana pun,” kata pengasuh Pondok Pesantren Babur Rahmah, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Sutrisno, Rabu, 22 Juni 2016.

Sutrisno mengatakan Ramadan jadi wahana atau cakrawala umat Islam untuk menggembleng diri. “Puasa Ramadan ini melatih disiplin, kepekaan sosial, mendekatkan diri kepada Allah, menyehatkan badan, dan menekan hawa nafsu,” ujarnya.

Ramadan merupakan bulan paling mulia di antara bulan-bulan dalam kalender Hijriah. Sebab, amal atau ibadah selama Ramadan akan dilipatgandakan. “Pahala ibadah wajib akan dilipatgandakan 70 kali, sedangkan sunah akan diganjar seperti pahala ibadah wajib,” katanya.

Sutrisno menganjurkan umat Islam berlomba-lomba melaksanakan ibadah wajib dan sunah saat Ramadan. “Mari kita sama-sama menggiatkan baca Alquran, salat sunah, sedekah kepada fakir miskin, dan mencari malam Lailatul Qadar,” ujarnya.

Sutrisno juga mengingatkan agar umat muslim yang berpuasa menghindari lima hal yang dapat mengurangi pahala puasa. “Dalam hadis nabi disebutkan, ada lima perkara yang bisa mengurangi pahala orang yang berpuasa Ramadan, yakni berdusta atau berbohong, ghibah atau menggosip, adu domba, sumpah palsu, dan melihat dengan syahwat,” katanya.

Sutrisno menuturkan, puasa jangan malah jadi beban. “Kuncinya melakukan sesuatu harus dengan senang hati atau cinta. Kalau sudah senang, tidak akan jadi beban,” ujarnya. Begitu pula dengan puasa. Jika dilandasi dengan rasa cinta pada Allah, tidak ada beban menjalaninya.

ISHOMUDDIN