Tarif Angkutan Bangkalan Naik Sejak H-7 Lebaran  

Pemudik motor memasuki KRI Surabaya, angkutan mudik gratis TNI AL jurusan Surabaya di Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta, 11 Juli 2015. TEMPO/Frannoto
Pemudik motor memasuki KRI Surabaya, angkutan mudik gratis TNI AL jurusan Surabaya di Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta, 11 Juli 2015. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Bangkalan - Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Bangkalan Mulyadi mengatakan, pada Lebaran tahun ini, tarif angkutan umum akan naik. Kenaikan tarif biasanya berlaku H-7 Lebaran. "Soal tarif, masih menunggu keputusan dinas perhubungan provinsi," katanya pada Selasa, 21 Juni 2016.

Waktu Lebaran tahun lalu, kata Mulyadi, tarif naik 3-5 persen, atau rata-rata Rp 1.000 tiap rute. Dia mencontohkan, saat ini, tarif angkutan umum dari Kota Bangkalan ke Pelabuhan Kamal Rp 7.000. Kemudian, saat Lebaran naik menjadi Rp 8.000 sekali jalan. Begitu juga rute Pelabuhan Kamal ke Kecamatan Tanah Merah. Jika hari biasa ongkosnya Rp 12 ribu, kini naik menjadi Rp 14 ribu per orang.

Menurut Mulyadi, skema kenaikan tarif tahun ini akan diputuskan Dinas Perhubungan dan Organda Jawa Timur. "Biasanya, pembahasan tarif dilakukan menjelang Lebaran," ucapnya.

Mulyadi memastikan kenaikan tarif bersifat sementara. Setelah masa mudik dan arus balik Lebaran selesai, sopir angkutan harus menurunkan tarif seperti semula. "Sopir harus patuh, jangan asal menaikkan tarif," tuturnya.

Rusdi, warga Kota Bangkalan, mengaku tidak keberatan dengan rencana kenaikan tarif itu. Bagi dia, yang penting harus dibarengi dengan perbaikan layanan. Rusdi mengaku, bila pulang malam naik bus dari Surabaya lewat Suramadu dan turun di perempatan Tangkel, ia sering kesulitan mendapatkan angkutan umum menuju Kota Bangkalan.

Yang banyak, kata dia, adalah ojek. Namun Rusdi enggan memakai transportasi berbasis sepeda motor itu karena ongkosnya mahal, yakni Rp 50 ribu sekali jalan.

Karena itu, Rusdi meminta Organda atau dinas perhubungan menyediakan angkutan khusus malam hari selama masa mudik dan balik agar para pemudik tidak kesulitan mencari angkutan untuk menyambung perjalanan ke rumahnya. "Naik tarif boleh, tapi pelayanan juga harus baik," tuturnya.

MUSTHOFA BISRI