Bongko Kopyor, Kue yang Laris Manis Saat Ramadan

Editor

Zed abidien

Kue bongkol.
Kue bongkol.

TEMPO.COGresik - Jika Anda berbuka puasa di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Anda tak perlu khawatir bosan dengan pilihan menunya. Kota santri yang terletak di sebelah barat Kota Surabaya ini memiliki kuliner yang beragam. Selain nasi krawu yang tersohor itu, ada satu makanan yang cocok untuk mengawali buka puasa.

Namanya Bongko Kopyor. “Bongko Kopyor artinya kopyor yang dibungkus (bongko) oleh daun pisang,” ujar salah satu pedagang di Perumahan Gresik Kota Baru, Yulia Wahyuni, saat meladeni pesanan Tempo, Minggu, 19 Juni 2016.

Jajanan khas Gresik ini menggunakan bahan utama tepung terigu, santan kelapa, bubur mutiara, dan roti. Di dalamnya terdapat parutan kelapa muda, irisan pisang, dan nangka. Rasanya manis seperti kolak dan cukup mengenyangkan.

Yulia mengatakan Bongko Kopyor adalah makanan khas Kecamatan Manyar. Di kampungnya, Desa Manyar Sidomukti, membuat Bongko Kopyor sudah menjadi tradisi turun-temurun. Ia baru serius berjualan empat tahun yang lalu. “Tapi mbah buyut saya dan ibu saya sudah lama bikin ini,” katanya, sambil menyebut ibunya, Fatimah, yang berusia 80 tahun.

Seorang warga Gresik, Imam Wahyudianta, mengatakan Bongko Kopyor cocok disantap untuk berbuka puasa. “Rasanya lumayan enak, manis. Buat anak kecil juga cocok karena teksturnya lembut,” tuturnya.

Meski begitu, di tempat asalnya, Manyar, Bongko Kopyor bisa dibuat dan dipesan sewaktu-waktu. Bedanya, di Manyar Bongko Kopyor tak dibungkus daun pisang tapi langsung dituangkan ke gelas berbentuk potongan belimbing.

Yulia menambahkan, keluarga besarnya biasa membuat Bongko Kopyor untuk pesanan antara 50-100 bungkus setiap harinya. Namun, di bulan Ramadan, ia bisa memproduksi sampai 150 bungkus. “Lebih ramai juga dijual di luar Manyar, contohnya di Gresik, Kota Baru ini.”

Perempuan berusia 35 tahun itu menjamin Bongko Kopyor buatannya segar. Setiap hari, ia menyajikannya ke pelanggan paling lama dua jam setelah dimasak. Alasannya agar rasa Bongko Kopyor tetap enak dan daun pisang tak keburu layu.

ARTIKA RACHMI FARMITA