Gubernur Aher Kenang Perjalanan Mudiknya dengan Bus

Gubernur Aher (kanan) didampingi Wakil Gubernur Deddy Mizwar menyalami pegawai pemerintahan provinsi dan kota saat silaturahmi di Gedung Sate, Bandung, 22 Juli 2015. TEMPO/Prima Mulia
Gubernur Aher (kanan) didampingi Wakil Gubernur Deddy Mizwar menyalami pegawai pemerintahan provinsi dan kota saat silaturahmi di Gedung Sate, Bandung, 22 Juli 2015. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengaku sempat rutin merasakan menjadi bagian pemudik dengan berjejalan di atas bus umum saat pulang kampung jelang Lebaran. “Kita juga pengguna kendaraan seperti itu. Ayeuna weh kieu teh, baheula naek angkot, naik bus umum pajejel-jejel,” kata dia di Bandung, Jumat, 17 Juni 2016.

Aher, sapaan Ahmad Heryawan mengaku, mudik menggunakan bus umum dari Jakarta menuju kota kelahirannya di Sukabumi dilakoninya rutin setiap menjelang Lebaran sebelum punya mobil sendiri. “Punya mobil pertama tahun 2000, ketika jadi anggota DPRD,” kata dia.

Dengan rutin mudik berjejalan di bus umum, dia punya trik sendiri agar bisa mendapat tempat duduk di bus umum. “Kita masuk (terminal) Kampung Rambutan, kita bawa anak empat. Kita harus booking satu jalur tempat duduk, satu jajar dua tempat duduk di kiri dan tiga tempat duduk di kanan,” kata Aher.

Agar bisa mendapat tempat duduk itu, Aher biasanya mengajak anak sulungnya yang paling besar berjejal masuk di pintu bus umum yang baru masuk terminal. “Bus baru datang itu sudah ngeburu di pintu, luar biasa. Orang kegencet, teriak segala macam, ngalamin banget,” kata dia.

Dengan sulungnya, dia masuk duluan menduduki dua deret bangku yang sejajar. Baru selepas itu, anak-anaknya yang masih kecil masuk lewat jendela. “Anak-anak lewat jendela, yang kecil di oper-oper naik. Ibu belakangan naik lewat pintu,” kata Aher.

Aher mengatakan, saat punya mobil pertamanya, rutinitas mudik Lebaran berganti menggunakan kendaraan. Dia masih ingat, mobil pertamanya ituu sedan merek Hyundai kecil. “Itu juga kita umpel-umpelan, anak berapa naik sedan,” kata dia.

Dia mengaku, dengan merasakan langsung pengalaman mudik itu menjadi bekalnya membuat keputusan saat menyiapkan kebijakan pemerintah provinsi jelang mudik. “Saya menghormati pemudik, keinginan kita memfasilitasi mereka sebaik-baiknya,” kata Aher.

Salah satu permintaannya pada Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat agar menggalang pengusaha untuk memberikan fasilitas mudik gratis bagi karyawannya. “Salah satunya mudik bareng, ada penggalangan. Tidak hanya mudik bareng yang diselenggarakan Dishub,” kata Aher.

Aher mengatakan, lewat mudik bareng gratis itu bisa menekan kemacetan panjang saat arus kendaraan padat. “Di perjalanan juga lebih nyaman karena yang mudik bareng-bareng satu bus itu saling kenal, kan enak. Kalau naik bus umum dengan orang-orang yang tidak saling kenal,” kata dia.

Dia juga meminta, pemudik agar tidak menggunakan kendaraan roda dua. “Saya memohon pada pengendara motor untuk tidak pulang, tidak mudik menggunakan sepeda motor,” kata Aher.

Menurut Aher, resiko pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua paling tinggi. Selain menyetir sendiri, juga sulit beristirahat. “Mungkin bisa nyelip-nyelip (kalau macet), tapi tidak nyaman, dan resikonya paling tinggi. Dengan rodanya dua, ketika nyenggol sedikit langsung oleng,” kata dia.

Dia berharap, jika pemudik memang butuh motornya saat di kampung, motor tersebut bisa dikirim duluan. “Kalau membutuhkan roda dua di kampung, di paketkan saja. Pulangnya naik kereta, naik bus,” kata Aher.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, pemudik pengguna kendaraan roda dua ditaksir jumlahnya bakal meningkat pada arus angkutan Lebaran ini. “Naiknya 50 persen, berarti ada perpindahan moda dari angkutan penumpang umum ke roda dua, kita sudah antisipasi,” kata dia di Bandung, Selasa, 7 Juni 2016.

Dedi mengatakna, salah satu antisipasi khusus ditujukan pada pemudik pengguna roda dua itu dengan menyiapkan rest-area atau tempat istirahat khusus roda dua sekaligus lokasi pengecekan kendaraan. “Kita antisipasi dengan check point dan rest area,” kata dia.

AHMAD FIKRI