Ramadan, Perajin Aksesori di Bali Ini Kebanjiran Pesanan

Bahrul Ulum sedang memasang aksesoris ketupat dan lampion kubah di rumahnya, 15 Juni 2016. TEMPO/BRAM SETIAWAN
Bahrul Ulum sedang memasang aksesoris ketupat dan lampion kubah di rumahnya, 15 Juni 2016. TEMPO/BRAM SETIAWAN

TEMPO.COKuta - Bahrul Ulum sibuk mewarnai aksesori ketupat dari bahan spons. Kesibukannya itu rutin ia lakukan setiap Ramadan. Di rumahnya di Jalan Raya Kuta Nomor 67, Bahrul membuka usaha advertising dan air brush bernama “Warna-Warna” sejak 37 tahun lalu. Pada 2007, ia mulai menjajaki bisnis membuat aksesori dan pernak-pernik bertema Ramadan.

"Kalau sudah bulan puasa, saya tidur hanya dua jam saja, dari pukul 00.00 sampai 02.00, karena sibuk mengerjakan pesanan," katanya saat ditemui Tempo di rumahnya, Rabu, 15 Juni 2016. "Satu bulan sebelum puasa saya sudah sibuk seperti ini dibantu dua karyawan."

Pria berusia 65 tahun itu menuturkan, kemampuan dasarnya sebetulnya di bidang advertising. Membuat aksesori berbahan spons ia lakoni hanya karena nekat ingin mencoba-coba. "Saya enggak nyangka dari situ penghasilan saya meningkat, terutama di momen hari raya Natal, Imlek, Lebaran, dan Tahun Baru," tuturnya.

Menurut Bahrul, ia paling banyak menerima pesanan saat Ramadan karena momen tersebut berlangsung selama satu bulan. Pesanan yang datang bermacam-macam bentuknya, seperti aksesori ketupat dan bedug berbahan spon. Tak hanya itu, ia juga membuat lampion-lampion berbentuk kubah bermacam-macam warna.

"Pesanan yang datang paling banyak untuk hiasan di hotel. Selain itu, untuk perkantoran, mal, dan bandara," ujar bapak tujuh anak itu. Biasanya, kata Bahrul, pada H-7 sebelum Idul Fitri pesanan meningkat pesat, terutama dari Bandara Ngurah Rai.

Harga yang ditawarkan untuk masing-masing aksesori bermacam-macam, tergantung ukuran. Bahrul menjelaskan, aksesori ketupat berkisar antara Rp 25 ribu sampai Rp 100 ribu, sedangkan lampion ditawarkan mulai Rp 350 ribu sampai Rp 400 ribu. Untuk bedug, kisaran harga yang dipatok sangat bervariasi, yakni Rp 350 ribu, Rp 750 ribu, Rp 1,5 juta, dan Rp 3,5 juta.

"Penghasilan saya per hari di bulan puasa antara Rp 5 juta, Rp 7 juta, Rp 10 juta. Kalau dihitung, sampai satu bulan bisa tembus Rp 100 juta," ujarnya. Tak hanya dari Bali, tapi Bahrul juga mendapat pesanan dari Kupang dan Lombok.

Gusde, salah satu pelanggan Warna-Warna, mengatakan, sejak 1997, dia rutin memesan aksesori untuk kantornya. "Kami berkantor di Bandara Ngurah Rai, usaha penyewaan mobil. Setiap momen hari raya Natal, Imlek, dan Lebaran saya selalu pesan dengan Pak Bahrul untuk hiasan di kantor," katanya.

Menurut Gusde, aksesori buatan Bahrul sangat bagus, dan dari segi harga juga cenderung murah. "Selain aksesori, saya sering pesan membuat reklame. Pernah coba pesan di tempat lain, dari perbandingan harga dan hasil, lebih bagus di sini (Warna-Warna)," ujarnya.

BRAM SETIAWAN