Polisi Jawa Tengah Dilarang Cuti Lebaran  

Editor

Suseno TNR

Seorang pengendara sepeda motor, mutar balik di jalur bebas hambatan (tol) Pejagan-Pemalang, di Banjar Anyar, Jawa Tengah, 26 Juli 2015. H+8 Lebaran, jalur tol Cipali semakin sepi dari pemudik arus balik menuju Jakarta. TEMPO/Imam Sukamto
Seorang pengendara sepeda motor, mutar balik di jalur bebas hambatan (tol) Pejagan-Pemalang, di Banjar Anyar, Jawa Tengah, 26 Juli 2015. H+8 Lebaran, jalur tol Cipali semakin sepi dari pemudik arus balik menuju Jakarta. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Semarang - Kepolisian Daerah Jawa Tengah melarang anggotanya mengambil cuti sebelum dan setelah Lebaran. Kebijakan itu diambil karena tenaga mereka dibutuhkan untuk membantu kelancaran arus mudik dan balik selama Lebaran. “Tidak boleh cuti, ini bentuk pengabdian polisi kepada masyarakat,” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Tengah Komisaris Besar A. Liliek Darmanto, Rabu, 15 Juni 2016.

Menurut Liliek, kepolisian memerlukan pasukan banyak untuk pengamanan angkutan Lebaran. Kebutuhan pasukan lapangan itu terkait dengan pelaksanaan sistem pagar betis yang diterapkan di titik rawan. “Di sejumlah kawasan yang ditetapkan dengan pagar betis itu akan bertugas selama 24 jam,” kata Liliek.

Tercatat Kepolisian Daerah Jawa Tengah menyiapkan strategi pagar betis untuk mengantisipasi kemacetan arus mudik pada angkutan Lebaran mendatang. Sistem itu diberlakukan di daerah pantura barat Jawa Tengah saat operasi Ramadan hingga Lebaran.

Sejumlah jalur titik rawan kemacetan itu berada di Kabupaten Brebes dan sekitarnya dengan menyiagakan anggota setiap seratus meter. Petugas kepolisian itu dari polres dan polsek terdekat. Namun Kepolisian Daerah Jawa Tengah juga mengerahkan back up pasukan. “Dari Brimob Polda Jateng membantu untuk pagar betis. Mereka akan ditempatkan di titik rawan kemacetan,” kata Liliek.

Kepolisian sedang memetakan sejumlah jalur yang rawat macet tersebut untuk memudahkan pemudik ke kampung halaman. Jaminan sistem pagar betis itu juga sebagai jaminan mengurangi angka kejahatan. Anggota yang melaksanakan sistem pagar betis tersebut akan bertugas selama 24 jam.

Catatan di Biro Operasi Polda Jawa Tengah menunjukkan petugas yang dilibatkan pada operasi saat arus mudik dan balik tahun ini mencapai 13.497 personel, terdiri atas 3.103 satgas polda, 9.343 satgas polres, serta bantuan pemerintah daerah 1.051 personel, dan TNI 1.639 personel. "Untuk pengamanan, akan digelar Operasi Ramadan dan Hari Raya yang dimulai 28 Juni hingga 13 Juli 2016, kami mengerahkan dua per tiga kekuatan personel," kata Liliek.

Kepala Dinas Perhubungan dan Komunikasi Informatika Kota Semarang Agus Harmunanto menyatakan saat ini telah koordinasi dengan kepolisian untuk membentuk posko gabungan angkutan Lebaran. “Kami juga koordinasi mengantisipasi kemacetan dan kerawanan jalan,” kata Agus.

Menurut dia, koordinasi itu menghasilkan keputusan menentukan jalur alternatif mengurai arus lalu lintas yang padat di Kota Semarang. Tercatat jalur dari arah barat menghindari kemacetan bisa dilakukan lewat Mangkang tembus Ngalian hingga ke Mijen dan Gunungpati dan Ungaran.

“Untuk menghindari kemacetan di Kalibanteng bisa potong lewat Jrakah ke Ngalian, Mijen, Gunungpati langsung Ungaran,” kata Agus. Ia juga telah koordinasi dengan pengusaha angkutan bus yang telah mempersiapkan armada tambahan untuk memenuhi kebutuhan lonjakan penumpang selama angkutan Lebaran.

EDI FAISOL