Sotong Pangkong Kuliner Ramadan Khas Pontianak  

Seorang pedagang menyiapkan penganan Sotong Pangkong yang dijual seharga Rp5 ribu hingga Rp50 ribu perpotong di Jalan Merdeka Barat, Pontianak. ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Seorang pedagang menyiapkan penganan Sotong Pangkong yang dijual seharga Rp5 ribu hingga Rp50 ribu perpotong di Jalan Merdeka Barat, Pontianak. ANTARA/Jessica Helena Wuysang

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap Ramadan, warga menikmati sotong pangkong di sepanjang Jalan Merdeka, Pontianak. Malam hari mereka menikmati kuliner khas Ramadan di kota itu.

Seorang pedagang sotong pangkong, Sam, 52 tahun, mengatakan dia berjualan musiman sotong pangkong sudah sekitar 12 tahun di Jalan Merdeka, Pontianak. Berjualan kuliner khas Pontianak sebagai sumber penghasilan tambahan saat Ramadan.

"Saya dan keluarga setiap tahun selalu berjualan sotong pangkong musiman untuk kuliner khas Melayu Pontianak ini, mencari tambahan penghasilan untuk merayakan Lebaran," ungkap Sam.

Menurut dia, peminat yang datang untuk menikmati kuliner khas Pontianak setiap tahun kian meningkat. Tidak jarang banyak juga dikunjungi warga luar Kalimantan Barat.

"Mulai dari anak kecil, remaja, dan orang tua yang datang untuk menikmati sotong pangkong sambil menikmati udara malam hari di Pontianak," ujarnya.

Adapun harga sotong pangkong yang ditawarkan cukup variatif atau tergantung ukurannya, mulai dari harga belasan ribu hingga puluhan ribu rupiah per porsi.

"Omzet penjualan saya dalam satu malam mulai dari ratusan ribu hingga satu jutaan rupiah, atau tergantung ramai-tidaknya pengunjung yang datang. Ramai tidaknya pengunjung yang datang juga dipengaruhi cuaca, kalau cuaca bagus tidak hujan, insya Allah akan ramai," katanya.

Sotong adalah sebutan bahasa Melayu dari cumi-cumi, disebut sotong pangkong, karena cumi-cumi yang sudah dikeringkan itu, setelah dipanggang di atas bara api, kemudian dipukul-pukul (dipangkong-bahasa Melayu) menggunakan palu agar rasanya gurih hingga siap dihidangkan.

Untuk menikmati sotong pangkong rasanya kurang lengkap tanpa sambal, yakni ada sambal cair dan sambal kacang, kata Sam.

Irene, 24 tahun, seorang pengunjung asal Jakarta di kawasan kuliner sotong pangkong Pontianak, mengakui dia cukup penasaran dengan rasa kuliner sotong pangkong, saat menyaksikan tayangan di salah satu televisi swasta tentang kuliner sotong pangkong di Pontianak beberapa waktu lalu.

"Sehingga ketika saya berkunjung ke Pontianak, saya dan teman-teman menyempatkan diri untuk mencicipi kuliner khas sini, salah satunya sotong pangkong. Ternyata benar, rasanya gurih dan sambalnya juga enak," katanya.

ANTARA