Mudik ke Jawa Timur, Jalur Mana Saja yang Perlu Diwaspadai

Ilustrasi pemantauan jalan raya dengan Closed Circuit Television (CCTV). ANTARA/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi pemantauan jalan raya dengan Closed Circuit Television (CCTV). ANTARA/Rivan Awal Lingga

TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jawa Timur Supaad mengatakan, ada beberapa ruas jalan di Jawa Timur yang masih dalam keadaan rusak. Hingga saat ini masih dilakukan perbaikan.

“Ada di antaranya yang rusak karena tanah longsor,” ujarnya kepada Tempo, Rabu, 15 Juni 2016.

Supaad meminta perhatian para pengguna jalan, terutama yang akan mudik ke Jawa Timur, maupun yang melewati Jawa Timur, agar mewaspadai sejumlah ruas jalan.

Menurut Supaad, selain jalan yang rusak, ia mengingatkan para pemudik waspada saat melintasi persimpangan rel kereta api. Pemudik juga harus harti-hati ketika melewati sejumlah pasar tumpah yang berada di pinggir jalur mudik. "Ada beberapa lokasi pasar tumpah yang bisa menyebabkan kemacetan," ujarnya.

Berikut lokasi rawan yang perlu diwaspadai pemudik pada sejumlah jalur jalan nasional dan jalan provinsi di Jawa Timur: 

1. Ruas Jalan Gresik-Lamongan-Babat
Hambatan pada :
a. Duduk Sampeyan (penyempitan jalan)
b. Kota Lamongan (dua persimpangan rel kereta api), lalu lintas melambat
c. Pucuk-Babat (dari Surabaya kilometer 59+000 sampai 71+000), jalan tidak merata.

2. Ruas Jalan Jombang-Kertosono-Nganjuk-Caruban
Hambatan pada :
a. Jembatan Pulerejo dan persimpangan rel kereta api di Pulerejo, lalu lintas melambat
b. Persimpangan Mengkreng dan persimpangan rel kereta api di Mengkreng, lalu lintas melambat
c. Nganjuk-Caruban, penyempitan jalan pada Nganjuk-Wilangan dan terdapat persimpangan rel kereta api, lalu lintas melambat, cenderung macet.

3. Ruas Jalan Taman-Krian-Mlirip-Jampirogo
Hambatan pada :
a. Taman-Krian, jalan berlubang dan tidak rata pada jalan raya Trosobodan dan bypass Krian
b. Krian-Mlirip, penyempitan jalan, lalu lintas terhambat, cenderung macet
c. Mlirip-Jampirogo (Bypass Mojokerto), terdapat persimpangan dengan rel kereta api dan empat persimpangan jalan (tiga dengan traffic light, satu tanpa traffic light), lalu lintas melambat.

4. Ruas Jalan Bojonegoro-Padangan-Ngawi
Kondisi jalan rusak sepanjang 30 kilometer pada lokasi :
Dari arah Surabaya kilometer 111+060 sampai 113+100; kilometer 142+100 sampai 144+350; kilometer 160+175 sampai 173+570. Juga kerusakan berupa jalan retak dan bergelombang karena tanah ekspansif (tanah bergerak).

5. Ruas Jalan Ponorogo-Pacitan (dari Surabaya kilometer 228) berupa jalan longsor, pemasangan jembatan Bayley pertama untuk kendaraan kecil. Dipasang jembatan Bayley kedua untuk kendaraan besar (bus dan truck kecil), yang diperkirakan selesai H-10 lebaran. Juga dilakukan relokasi jalan sepanjang 450 meter, yang saat ini sedang dalam proses pembebasan lahan dan kegiatan fisik.

Pada kilometer 254,261, dan kilometer 274 berupa jalan longsor. Saat ini telah dilakukan penanganan darurat dan pemasangan rambu.

6. Ruas Jalan Mantingan-Ngawi.
a. Terdapat kerusakan jalan sepanjang ruas berupa jalan berlubang, retak, dan bergelombang. Sedang ditangani dengan kegiatan pemeliharaan melibatkan dua fleet peralatan mekanis dan direncanakan selesai 22 Juni 2016.
b. Terdapat penyempitan pada dua jembatan, yaitu Jembatan Dadung dan Jembatan Kedung Pring.

7. Ruas Jalan Bangkalan-Ketapang-Satabar-Sumenep.
Jalan sempit, berlubang, pasar tumpah di ruas Ketapang-Sotabar, lalu lintas melambat, cenderung macet.

8. Ruas Bangkalan-Sampang-Pamekasan-Sumenep
Pasar tumpah di Tanah Merah, Blega, lalu lintas melambat, cenderung macet.

9. Ruas Jalan Probolinggo-Wonorejo (Lumajang)-Jember-Banyuwangi.
a. Probolinggo-Lumajang, terdapat dua persimpangan rel kereta api, penyempitan jalan, lalu lintas melambat.
b. Wonorejo (Lumajang)-Jember, jalan tidak rata.
c. Jember-Banyuwangi, terdapat banyak jalan sempit, tanjakan, tikungan tajam, badan jalan longsor, rawan kecelakaan pada hutan Kumitir.

10. Ruas Jalan Situbondo-Banyuwangi
Hambatan pada :
Jembatan Ketapang Kilometer 280+651, pelebaran jembatan dari tujuh meter menjadi 18 meter, tidak menghambat jalur lebaran.

EDWIN FAJERIAL