Pengusaha Jamin Pasokan Sejumlah Komoditas Pangan Aman  

Editor

Grace gandhi

Pekerja tengah mengemas minyak goreng untuk di distribusikan di PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. Marunda, Bekasi, Jawa Barat, 3 Juni 2016. Pabrik seluas lebih dari 20 hektar ini memiliki kapasitas produksi hingga 1.800 ton per hari. Tempo/Tony Hartawan
Pekerja tengah mengemas minyak goreng untuk di distribusikan di PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. Marunda, Bekasi, Jawa Barat, 3 Juni 2016. Pabrik seluas lebih dari 20 hektar ini memiliki kapasitas produksi hingga 1.800 ton per hari. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.COJakarta - Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, yang juga bos Sinarmas Group, Franky Widjaja, menjamin stok minyak goreng selama Ramadan dan Idul Fitri akan aman. Sebab, tak ada masalah dalam pasokan minyak goreng di Indonesia. 

"Asalkan konsumsinya tidak berlebihan," kata Franky saat ditemui di Mal Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Juni 2016. 

Franky melanjutkan, soal minyak goreng, Kementerian Pertanian sudah meninjau ke lapangan dan mengimbau para pelaku di sektor itu memperbanyak distribusi serta dilakukan secepatnya. "Jangan disimpan. Secara makro, harga seharusnya sudah terjangkau."

Franky menuturkan pengusaha harus mengambil kesempatan di bulan Ramadan ini bukan untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya, melainkan mengambil untung sewajarnya. Sekaligus memberi kesempatan kepada masyarakat merayakan Ramadan dan Idul Fitri tanpa memikirkan harga bahan pokok agar yang kurang mampu bisa merayakan Lebaran dengan baik.

Pengurus Kadin lainnya, Franciscus Welirang, yang merupakan bos tepung terigu PT Bogasari Flour Mills, mengatakan pasokan terigu cukup. "Selama 10 tahun terakhir, harganya relatif stabil, baik Lebaran atau bukan," ujarnya.

Franky mengungkapkan, pasokan terigu akan terus didistribusikan sampai H-1 Idul Fitri, kemudian akan berhenti pada Idul Fitri, dan H+2 akan kembali didistribusikan. "Di seluruh Indonesia ada 2.579 pasar becek, kalau dicari pasti ada terigu di sana," ucapnya.

Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Agung Murdanoto mengatakan pihaknya siap menggelontorkan 400 ton gula untuk Jawa Barat. Diharapkan hal ini dapat menurunkan harga gula hingga di angka Rp 12.500-13.000.

Agung menjelaskan bahwa meski efek La Nina terasa sekali di sektor gula, pihaknya akan berusaha memenuhi kebutuhan gula di dalam negeri. "Sekarang kami mulai produksi lagi, dari awal Juni ini."

DIKO OKTARA