Pasien Diabetes Sebaiknya Kurangi Makan Kerupuk Saat Puasa

Ilustrasi penderita diabetes. Dok: StockXpert
Ilustrasi penderita diabetes. Dok: StockXpert

TEMPO.COBandung - Berpuasa bisa mengurangi penyakit metabolisme, seperti diabetes melitus dan asam urat. Khusus pasien diabetes, dokter dan ahli gizi Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, mengingatkan pola makan dan pengurangan beberapa jenis makanan tertentu agar kadar gula darah terjaga selama menjalankan ibadah puasa. Salah satunya mengurangi makan kerupuk.

Dokter sub-endokrin atau spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Miftah Rahmat, mengatakan kasus dari pasien diabetes yang ditanganinya adalah gara-gara kebanyakan makan kerupuk. “Indeks glikemik bisa melejit. Makanan murah meriah itu berbahaya kalau kebanyakan,” ujarnya di RSHS, Bandung, Senin, 13 Juni 2016.

Ahli gizi RSHS Bandung Asep Munawar menambahkan, kentang sebagai pengganti karbohidrat dari nasi juga bisa menaikkan indeks glikemik yang menjadi ukuran peningkatan gula darah dari karbohidrat suatu pangan. Selain itu, staf gizi lainnya, Edis, menyebutkan, makanan berbahan tepung terigu, pangan yang digoreng, serta mengandung MSG, ikut menaikkan angka indeks glikemik, terutama dari bahan natriumnya.

Selama puasa, ahli gizi RSHS Bandung menyarankan pasien diabetes berpuasa dengan pengaturan jadwal, jumlah, dan jenis makanan. Makan pagi setara dengan makan saat sahur, makan siang digantikan saat berbuka puasa, dan makan malam dilakukan setelah waktu salat Tarawih atau menjelang tidur.

Prinsipnya, kata Asep Munawar, penderita diabetes harus makan dengan cukup gizi, dan gula darah harus dikontrol agar tidak berfluktuasi. Adapun kiat meredam rasa lapar selama 13 jam berpuasa adalah dengan memperbanyak makanan berserat, seperti sayuran dan buah-buahan. “Makanan itu tidak menimbulkan peningkatan glikemik tapi bisa membuat kenyang lebih lama,” ujarnya.

ANWAR SISWADI