Mau Bebas Pikun? Gampang, Yuks Puasa Ramadan

Ilustrasi. elderlyjournal.com
Ilustrasi. elderlyjournal.com

TEMPO.CO, Bandung - Berpuasa di bulan Ramadan bisa menurunkan penyakit pikun atau alzheimer. Demikian dusampaikan dokter sub endokrin atau spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Miftah Rahmat.
Dia menganjurkan pasien untuk rajin berpuasa setelah Ramadhan, seperti puasa sunah Senin dan Kamis, atau puasa Nabi Daud yang tiap dua hari sekali.

Menurut Miftah, secara teori penyakit metabolisme menyebabkan berbagai gangguan ke tubuh. Riset medis menyebutkan gangguan itu melewati satu jalur yakni resistensi insulin.

“Ada suatu keadaan resistensi itu, paling sering akibat obesitas atau kegemukan,” kata Miftah di RSHS Bandung, Senin, 13 Juni 2016. Insulin merupakan hormon dari organ pankreas yang menjaga kadar gula dalam darah seimbang.

Dengan berpuasa, kondisi tubuh yang kegemukan atau obesitas bisa berkurang, otomotis juga lemak tubuh. Akibatnya resistensi insulin, kata Miftah, juga berkurang. “Kelebihan lemak tubuh sebenarnya memberi peradangan dalam tubuh kita dalam jangka waktu lama, dampaknya bisa kepikunan,” ujarnya.

Pengertian penurunan berat badan, menurut Miftah, sebenarnya tertuju ke pengurangan kandungan lemak tubuh. Pengukurannya bisa berdasarkan ukuran lingkar perut masing-masing. Pada perempuan kondisi idealnya kurang dari 80 sentimeter, sedangkan lelaki kurang dari 90 cm. “Kalau lebih dari itu, risiko resistensi insulin akan meningkat,” kata Miftah.

Obesitas atau sel lemak, saat ini diteliti sebagai organ endokrin atau penghasil hormon. Sel itu berfungsi juga sebagai mediator hormon yang bersifat anti dan pro peradangan. Pada tubuh orang yang obesitas, hormon yang pro membuat radang tubuh meningkat.

“Inilah yang menggangu metabolisme tubuh. Salah satunya di sistem saraf pusat yang menyebabkan alzheimer,” jelas Miftah.

Berpuasa selama 30 hari menurutnya menghasilkan detoksifikasi kategori sedang. Hasil penelitian secara medis, kata Miftah, dengan rajin berpuasa bisa mengurangi penyakit kepikunan.

ANWAR SISWADI