Menteri Amran Heran, Puasa tapi Nafsu Beli Meningkat  

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau pasar murah yang digelar Artha Graha di Direktorat Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian, 12 Juni 2016. Tempo/Bagus Prasetiyo
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau pasar murah yang digelar Artha Graha di Direktorat Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian, 12 Juni 2016. Tempo/Bagus Prasetiyo

TEMPO.COJakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengaku heran atas harga bahan kebutuhan pokok yang melonjak saat Ramadan. Padahal stok bahan pokok tersebut berkecukupan, apalagi mayoritas masyarakat sedang berpuasa mengkonsumsi bahan pokok.

“Ramadan kan bulannya menahan diri, seharusnya konsumsi rendah,” ujarnya saat ditemui dalam operasi pasar di gedung Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu, 12 Juni 2016.

Kondisi ini, kata Amran, merupakan sebuah anomali. Pasalnya, stok bahan pokok, seperti minyak goreng, daging ayam, beras, dan telur termasuk banyak. Namun, beberapa waktu lalu, harganya sempat tinggi. “Puasa seharusnya menahan nafsu, tapi nafsu membeli malah meningkat.” 

Baca Juga: Gejolak Harga Pangan, DPR Akan Panggil Pemerintah 

Untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok di pasar, pemerintah telah membuat tim khusus. Salah satu tugas tim khusus itu adalah memotong rantai pasar. Rantai pasar yang terlalu panjang ini dinilai menjadi penyebab tingginya harga bahan pokok di tangan konsumen.

Amran mengilustrasikan, saat ini beras harus melewati sembilan titik perdagangan. Di titik pertama, pedagang mengambil untung 10 persen. Jika dari petani hingga sembilan jalur perdagangan lain mengambil untung 10 persen, sampai di ujung menjadi 100 persen.

“Seharusnya hanya dua atau tiga lapis perdagangan,” ucapnya. Amran menambahkan, bila rantai tersebut dipotong separuh atau tiga lapis, harga beras bisa ditekan. “Ini yang mau kami potong.”

Berita Menarik: Ribuan Sapi Australia Tiba, Dirjen: Bagian dari Realisasi 

Soal tim khusus, Amran menyebutkan tim tersebut telah dibentuk dan hari ini sudah bekerja. Tim khusus itu disebar ke seribu titik di seluruh Indonesia. Tim ini terdiri atas Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian BUMN, dengan di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Perekonomian.

BAGUS PRASETIYO