Jembatan Penghubung Ponorogo-Trenggalek Putus Ganggu Mudik

Satu dari dua pilar jembatan yang menghubungkan Kabupaten Trenggalek dan Ponorogo, amblas di Desa Nglongsor, Kec. Tugu, Trenggalek, 13 Maret 2015. Meski rusak cukup parah namun jembatan tersebut masih bisa dilalui oleh pejalan kaki. TEMPO/Nofika Dian Nugroho
Satu dari dua pilar jembatan yang menghubungkan Kabupaten Trenggalek dan Ponorogo, amblas di Desa Nglongsor, Kec. Tugu, Trenggalek, 13 Maret 2015. Meski rusak cukup parah namun jembatan tersebut masih bisa dilalui oleh pejalan kaki. TEMPO/Nofika Dian Nugroho

TEMPO.CO, Trenggalek – Lalu lintas kendaraan selama mudik Lebaran dari Ponorogo menuju Trenggalek atau sebaliknya dipastikan bakal terganggu oleh putusnya jembatan di Desa Nglongsor, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek.

Upaya perbaikan jembatan akses utama Trenggalek - Ponorogo yang patah akibat diterjang banjir Maret 2016 lalu hingga kini belum tuntas. Lalu lintas kendaraan terpaksa dialihkan ke Kecamatan Karangan dengan jarak tempuh lebih dari 10 kilometer.

“Perbaikan jembatan akan selesai akhir  2016 sesuai kontrak,” kata Kepala Kantor Pembantu Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan Umum Binamarga Provinsi Jawa Timur, Lasminto, Sabtu, 11 Juni 2016.

Saat ini proses perbaikan masih dalam tahap pembangunan jembatan darurat tepat di samping jembatan lama yang patah. Ditargetkan pembangunan jembatan darurat   selesai pada awal  Juli. Sehingga selama satu bulan ini seluruh akses kendaraan baik roda dua maupun roda empat ditutup total.

Jembatan Nglongsor yang memiliki panjang 50 meter dan lebar 7,5 meter ini berdiri atas aliran sungai setinggi 8 meter. Jembatan yang menjadi akses utama Trenggalek – Ponorogo ini rusak setelah diterjang banjir Kamis, 12 Maret 2016 dini hari. Salah satu kaki jembatan amblas ke dasar sungai hingga kedalaman 130 centimeter. Akibatnya badan jembatan di atasnya patah dan tak bisa dipergunakan lagi.

Tak ada korban jiwa dalam musibah patahnya jembatan tersebut. Anggota Koramil Kecamatan Tugu yang mengetahui peristiwa itu langsung melakukan penutupan jalan untuk menghindari korban jiwa. Papan informasi proyek yang terpasang di sekitar jembatan menunjukkan jembatan itu dibangun pada tahun 1962.

Putusnya jembatan itu dikeluhkan oleh Aris Saputra, pegawai swasta yang bekerja di Ponorogo asal Trenggalek. Biasanya dia menggunakan jalur tersebut untuk mempersingkat perjalanan jika pulang kampung. Namun sejak ditutupnya jalan itu, dia dan para pengguna kendaraan lain harus memutar lebih jauh lagi.

 “Jalur alternatif di Kecamatan Karangan menjadi sangat padat karena pengalihan arus ini,” keluhnya.

HARI TRI WASONO