BPOM Temukan Takjil Mie Berformalin di Bandung

Pekerja menunjukan mie berformalin saat Polrestabes menggerebek pabrik pembuatan mie di Gang H Mukti, Bojongloa Kidul, Bandung, Jabar, 23 September 2014. Para pekerja mengaku setiap pembuatan mie memakai bahan formalin agar mie awet dan tidak mudah putus. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Pekerja menunjukan mie berformalin saat Polrestabes menggerebek pabrik pembuatan mie di Gang H Mukti, Bojongloa Kidul, Bandung, Jabar, 23 September 2014. Para pekerja mengaku setiap pembuatan mie memakai bahan formalin agar mie awet dan tidak mudah putus. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Bandung - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Bandung melakukan pemeriksaan 20 jenis makanan berbuka puasa di kawasan Pusdai dan Gasibu, Kota Bandung. Kawasan ini selalu menjadi pusat jajanan takjil di bulan Ramadan.

"Kami mengharapkan para pedagang menjajakan makanan dengan higienitas yang baik," kata Kepala BBPOM Bandung Abdul Rahim saat ditemui di sela-sela pemeriksaan, Jumat, 10 Juni 2016.

Lebih lanjut Abdul menjelaskan, pemeriksaan cepat dengan mengambil sampel secara acak tersebut bertujuan untuk mencari zat-zat berbahaya yang mungkin secara tidak sengaja terkandung dalam makanan berbuka puasa. "Kita mencurigai ada empat jenis (zat berbahaya). Biasanya makanan ada pewarna tekstil, boraks, formalin dan rhodamin," ujarnya.

Dari hasil pemeriksaan cepat yang dilakukan BBPOM di lokasi, terdapat satu jenis makanan berbahan dasar mie yang diketahui mengandung bahan berbahaya. "Yang kami temukan mengandung formalin dan boraks," ujarnya.

Sebagai tindak lanjut, Abdul mengatakan pihaknya akan melakukan investigasi lebih lanjut ke pedagang sekaligus produsen bahan dasar mie tersebut. "Kita juga beritahu ke pedagangnya agar tidak menjual makanan itu lagi," tegasnya.

Abdul mengatakan, pemeriksaan makanan takjil tersebut akan dilakukan secara rutin satu kali dalam minggu selama bulan Ramadan. "Kami ingin pengunjung yang mau beli takjil merasa tenang karena yang mereka beli diawasi," akunya.

Abdul mengimbau kepada masyarakat agar lebih hati-hati dan selektif dalam memilih makanan berbuka puasa lantaran makanan yang dijual di pusat jajanan takjil cenderung sulit untuk dibedakan mana yang layak dan mana yang mengandung bahan-bahan berbahaya seperti formalin, boraks, pewarna tekstil dan rhodamin.

"Bahayanya kalau terakumulasi lama-lama memicu gangguan hati dan merusak ginjal. Contohnya kolangkaling, jangan beli yang berwarna. Lebih baik beli yang putih," -imbuhnya.

PUTRA PRIMA PERDANA