Warga Banda Aceh Padati Warung Kopi Seusai Tarawih

Editor

Zed abidien

Pengunjung menghabiskan waktu bersantai di salah satu warung kopi di Banda Aceh, 8 Juni 2016. Warung kopi di Aceh baru buka pukul 21.30 WIB di bulan Ramadan. TEMPO/Adi Warsidi
Pengunjung menghabiskan waktu bersantai di salah satu warung kopi di Banda Aceh, 8 Juni 2016. Warung kopi di Aceh baru buka pukul 21.30 WIB di bulan Ramadan. TEMPO/Adi Warsidi

TEMPO.COBanda Aceh - Di wilayah yang menjalankan aturan syariat Islam, Banda Aceh, masjid-masjid selalu ramai oleh warga yang menunaikan salat Isya dan tarawih berjemaah. Warung-warung dilarang dibuka saat sampai tarawih usai.

Setelah jemaah ke luar masjid, tak ada tempat favorit yang menjadi tujuan mereka selain warung kopi. Akibatnya, pengunjung kedai kopi di Banda Aceh selalu membeludak hingga larut malam.

Pemandangan ini, misalnya, terlihat di warung kopi Solong Premium, Beurawe, Banda Aceh, saat Tempo menyambangi tempat itu, Rabu malam, 8 Juni 2016. "Kami buka saat berbuka puasa. Lalu tutup lagi dan buka setelah tarawih," ujar Mualem, pramusaji warung.

Menurut Mualem, warung selalu ramai sampai dinihari. Pelanggan menikmati kopi robusta, juga aneka makanan, seperti kue-kue khas Aceh, mi Aceh, dan martabak.

Salah seorang pelanggan, Edi, menuturkan warung kopi selalu ramai seusai salat tarawih. "Kami enggak bisa ngumpul siang, jadi ngumpulnya seusai tarawih," ujarnya. Maka pemandangan yang lazim terlihat adalah para pengunjung umumnya masih berpeci dan berkain sarung.

Warung-warung kopi yang padat pengunjung di Banda Aceh terlihat di sepanjang Jalan Panglima Nyak Makam, Simpang Surabaya, Keutapang, Jeulingke, dan Ulee Kareng, Banda Aceh.

Sebelumnya, saat menjelang Ramadan, Wali Kota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal bersama unsur Forkopimda mengeluarkan sejumlah seruan. Isinya antara lain melarang warung dan kedai makan lain buka saat tarawih.

ADI WARSIDI