Pahala Melangkah ke Masjid  

Editor

Erwin prima

Masjid berbentuk kubus, Masjid Al-Irsyad di Kota Baru Parahyangan, Bandung Barat, Jawa Barat, 7 Juni 2016. Masjid ini dibangun dengan desain yang unik dalam lingkungan yang sejuk dan asri. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Masjid berbentuk kubus, Masjid Al-Irsyad di Kota Baru Parahyangan, Bandung Barat, Jawa Barat, 7 Juni 2016. Masjid ini dibangun dengan desain yang unik dalam lingkungan yang sejuk dan asri. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.COJakarta - Tempat mengerjakan salat wajib lima waktu yang terbaik, khususnya bagi para pria, adalah di masjid. Keutamaan ini dijelaskan dalam hadis dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barangsiapa pergi ke masjid pada waktu pagi atau sore hari, Allah menyediakan untuknya suatu hidangan di surga setiap kali ia pergi pagi atau sore hari itu."

Diriwayatkan, pada zaman Rasulullah SAW, suku Bani Salmah akan berpindah rumah, menempati beberapa tempat kosong di sekitar masjid. Maksud kepindahan mereka agar lebih dekat dan senantiasa bisa melakukan ibadah di masjid.

Kabar tersebut sampai kepada Rasulullah SAW. Mendengar kabar tersebut, Nabi kemudian berkata kepada mereka. "Wahai, Bani Salamah, tetaplah di rumahmu itu, karena bekas-bekas langkahmu itu tercatat sebagai amal kebaikan."

Mendengar penjelasan dari Nabi, suku Bani Salmah tidak jadi pindah.

Dalam sabdanya yang lain, Nabi mengatakan, "Sesungguhnya orang yang paling besar pahalanya di dalam salat adalah orang yang paling jauh jarak perjalanannya dari tempat salat. Dan orang yang menunggu salat untuk berjamaah bersama imam itu lebih besar pahalanya daripada orang yang salat sendiri kemudian tidur."

Diolah pelbagai sumber | Kisah Teladan Islam (Penebar Swadaya, 2010) | Danni M (PDAT)